Tahukah Propers? dalam sebuah bisnis, kata aset sering digunakan untuk mewakili harta dan kekayaan seseorang maupun perusahaan. Lantas, sebenarnya apa sih jenis aset itu dan mengapa ini penting untuk diketahui?

Aset sendiri adalah elemen penting dalam menunjang kesuksesan suatu bisnis. Sayangnya, ternyata masih banyak pebisnis yang tidak menjaga asetnya hingga mengalami kebangkrutan.

Oleh karena itu, penting untuk Propers untuk memahami berbagai jenis aset, klasifikasi, hingga sifatnya. Yuk simak ulasan lengkapnya hanya di artikel Propertree berikut!

Definisi Aset

Investopedia mendefinisikan bahwa aset adalah segala sumber daya bernilai ekonomi yang seseorang atau perusahaan miliki dengan harapan akan bermanfaat di masa depan.

Sementara dalam dunia akuntansi, aset merupakan semua kekayaan milik individu dan kelompok, baik itu berwujud maupun tidak berwujud serta bermanfaat bagi setiap orang dan perusahaan.

Selain itu, aset juga bisa Propers artikan sebagai segala aspek kekayaan yang memiliki nilai tukar, contohnya seperti uang tunai maupun benda berwujud lainnya yang sifatnya nyata.

Sifat-Sifat Aset

Di bawah ini telah Minpro kumpulkan empat sifat dari suatu aset. Begini penjelasannya:

1. Memiliki Nilai Ekonomi

Sifat utama aset yaitu memiliki nilai ekonomi yang bisa kapan saja diperjualbelikan menjadi kas. Benda-benda yang masih masuk dalam kategori aset hanyalah yang memiliki daya guna dan masih menarik daya pembeli.

2. Menghasilkan Keuntungan di Masa Depan

Aset tentu akan menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang. Sebab, suatu aset tidak mudah basi dan nilainya terus bertambah apalagi pada bidang real estate.

3. Kepemilikannya Dikuasai Suatu Pihak

Kepemilikan aset biasanya suatu pihak yang menguasai, entah itu bersamaan dengan sertifikat kepemilikan maupun belum. Propers baru bisa menyebut kekayaan sebagai aset jika pengelolaan atau pemanfaatannya sudah tereksploitasi oleh pihak tertentu.

4. Transaksi di Masa Lalu

Aset juga bisa kalian dapatkan dari transaksi di masa lalu. Contohnya, saat Propers hendak menjual motor seharga Rp 65 juta dengan kredit kepada saudara. Pada bulan ini, kalian sudah menerima uang sebesar Rp 50 juta. Maka jumlah aset yang kalian dapat hanyalah Rp 50 juta saja.

Klasifikasi Aset

Berdasarkan klasifikasinya, aset terbagi menjadi 6 kategori yaitu seperti:

  1. Shares, contohnya saham atau ekuitas.
  2. Bonds, contohnya obligasi.
  3. Property, contohnya tanah, bangunan, rumah, dan real estate lainnya.
  4. Commodities, contohnya produk yang suatu perusahaan miliki dan bernilai jual.
  5. Cash, contohnya uang tunai.
  6. Futures, contohnya investasi berjangka dan turunan produk keuangan lainnya.

Jenis-Jenis Aset

Umumnya, terdapat beberapa macam jenis aset. Akan tetapi untuk pengelompokannya terbagi menjadi tiga hal, seperti konvertibilitas, fisik, dan kegunaannya. Simak, berikut ulasannya!

1. Jenis Aset Berdasarkan Konvertibilitas

a. Aset Lancar

Jenis aset pertama adalah aset yang paling mudah ditukar menjadi uang tunai dalam kurun waktu kurang dari satu tahun. Aset ini juga sering disebut sebagai aset likuid. 

Contoh aset lancar yaitu uang tunai, inventaris, peralatan kantor, saldo bank, saham, deposito, obligasi, dan piutang.

b. Aset Tidak Lancar

Jenis aset kedua merupakan aset yang tidak mudah ditukarkan menjadi uang tunai dalam waktu yang cepat. Aset ini juga sering disebut sebagai aset tetap atau aset dengan likuiditas rendah.

Contoh aset tidak lancar yaitu tanah, bangunan, rumah, mesin, merek dagang, brand, data supplier, dan lain sebagainya.

2. Jenis Aset Berdasarkan Fisik

a. Aset yang Bisa Dilihat

Aset tangible atau berwujud adalah aset dengan bukti fisik yang nyata. Contohnya adalah properti, uang tunai, perlengkapan perusahaan, dan lain sebagainya.

b. Aset Intangible atau Aset yang Tidak Bisa Dilihat

Aset intangible atau tidak berwujud adalah aset yang tidak memiliki bukti fisik nyata. Contohnya seperti hak cipta (copyright), hak sewa, goodwill, hak paten, merek dagang, dan lainnya.

3. Jenis Aset Berdasarkan Kegunaan

a. Aset Operasional

Aset ini biasa digunakan untuk melakukan kegiatan operasional sehari-hari demi menghasilkan keuntungan aktivitas produksi. Contohnya seperti mesin, kas operasional, merek dagang, hak cipta (copyright), hak paten, dan lain sebagainya.

b. Aset Non Operasional

Aset ini berasal dari kegiatan operasional di luar perusahaan yang penting untuk prospek pendanaan jangka panjang. Contohnya adalah valuasi perusahaan, hasil investasi, obligasi, dan pencairan asuransi.

Seberapa Penting Aset dalam Sebuah Bisnis

Aset memang sangatlah penting dalam sebuah bisnis. Sebab, setiap benda yang bernilai dan bermanfaat bagi bisnis, maka memang sudah sepantasnya menjadi bagian dari aset.

Sederhananya, aset akan bernilai penting jika dapat menghasilkan pendapatan, memiliki nilai lebih, dan mampu memfasilitasi bisnis serta memudahkan perusahaan dalam proses produksi.

Suatu benda atau uang tunai tidak disebut aset jika tidak menghasilkan keuntungan. Namun, masih bisa meringankan beban perusahaan. Sebagai contoh, uang tunai tidak bisa disebut sebagai aset jika digunakan untuk membayar utang dalam jangka waktu tertentu.

Bagaimana, sudah paham kan apa itu aset, jenis, hingga seberapa pentingnya dalam bisnis? Dengan adanya pengetahuan tersebut, bisnis akan berjalan lancar dan bisa terus berkembang. Semoga bermanfaat!

Baca Selengkapnya: Kenalan Yuk dengan Aset Likuid dan Mengapa Ini Penting?

Penulis: Dhea Alvionita