Ketika hendak memasuki dunia investasi, alangkah baiknya Propers mengetahui istilah-istilah yang sering digunakan. Lantas, apa sih arti IHSG itu? Jika belum mengetahuinya, yuk kenalan dalam artikel ini!

Salah satu istilah yang penting kalian ketahui yaitu IHSG. IHSG sendiri adalah sebuah singkatan dari Indeks Harga Saham Gabungan. Indeks ini sering dijadikan acuan berinvestasi oleh para investor saat mengambil keputusan.

Maka dari itu, intip penjelasan lebih lengkap mengenai pengertian IHSG, manfaat, fungsi, jenis, hingga cara menghitungnya yang telah Minpro kumpulkan. Penasaran? Berikut pemaparannya.

Pengertian IHSG

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), IHSG adalah indeks yang mengukur kinerja semua harga saham yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam pasar global, dikenal juga sebagai Indonesia Composite Index (ICI) atau IDX.

Untuk perhitungannya sendiri menggunakan rata-rata berimbang berdasarkan jumlah saham di bursa. Data tersebut dihitung dan diperbarui setiap hari Senin hingga Jumat pukul 00.09-16.00 WIB.

Sedangkan secara umum, indeks IHSG artinya adalah indikator yang berguna untuk mengukur kinerja semua saham yang tercatat di papan utama dan papan pengembangan BEI.

Dalam bursa efek ini, ada banyak sekali emiten penerbit saham yang mencatatkan saham setiap harinya. Pergerakan sahamnya pun berubah-ubah, kadang mengalami penurunan, kenaikan, bahkan stabil.

Jadi, kalau seluruh saham menjadi satu, maka indeksnya pergerakan sahamnya akan tergambar di IHSG. Sebagai contoh saat indeks naik, artinya sebagian besar saham yang tercatat di BEI akan mengalami kenaikan. Begitu pun sebaliknya.

Sehingga, bisa disimpulkan bahwa IHSG merupakan gambaran setiap pergerakan saham secara menyeluruh atas setiap saham yang ada di (BEI). Dengan demikian, indeks ini menjadi salah satu indikator penting dalam pergerakan saham di BEI.

Manfaat IHSG

Di bawah ini telah Minpro kumpulkan beberapa manfaat. Kira-kira apa saja ya manfaatnya? Yuk simak bersama!

  • Dapat dengan mudah mengukur sentimen pasar,
  • Sarana produk investasi pasif, seperti reksadana indeks, Exchange Traded Fund (ETF) indeks, dan produk turunan lainnya,
  • Benchmark atau tolak ukur bagi portofolio aktif,
  • Proksi dalam mengukur dan membuat model pengembalian investasi atau return, risiko yang sistematis, serta kinerja yang disesuaikan dengan risiko, dan
  • Proksi bagi kelas aset dalam alokasi aset.

Fungsi IHSG

Selain manfaat, ada juga fungsi indeks yang Propers harus ketahui. Berikut penjelasannya.

1. Alat Pengukur Kinerja Portofolio Saham

Portofolio saham sendiri artinya adalah kumpulan beberapa aset saham yang dimiliki seseorang maupun perusahaan. Untuk melihat kinerja IHSG, biasanya Propers bisa membuat sebuah estimasi keuntungan dari portofolio tersebut.

Sebagai contoh saat kalian berinvestasi saham selama 10 tahun. Kemudian indeks saham mengalami penguatan sebesar 199% dalam kurun waktu 10 tahun. Jika kinerja portofolio kalian berada di bawah angka tersebut, maka kalian harus segera merubah strategi agar tidak mengalami kerugian. 

2. Indikator Penggerak Pasar Modal

Lantaran dihitung berdasarkan rata-rata saham di BEI secara real time, IHSG bisa menjadi berguna sebagai indikator penggerak pasar modal. Saat tren IHSG sedang meningkat, maka harga saham akan meningkat pula.

Akan tetapi, perlu kalian ingat juga bahwa nilai ini adalah nilai rata-rata. Sehingga, ada kemungkinan kalau saham yang harganya berbeda jauh atau outlier dari IHSG.

3. Melihat Perkembangan Kondisi Ekonomi

Fungsi selanjutnya yaitu untuk melihat perkembangan kondisi ekonomi di suatu negara, seperti aliran modal, penerimaan pajak negara, dan pertumbuhan ekonomi.

Dalam hal ini, IHSG memiliki peran yang besar sebab semakin tinggi investasi di dalam suatu negara, aliran modalnya kian semakin besar. Dari hasil modal tersebut, perekonomian akan mengalami peningkatan lewat pajak.

4. Pengukur Tingkat Keuntungan

Fungsi indeks lainnya sebagai alat pengukur tingkat keuntungan yang akan investor terima.

Misalnya, pada 2010 IHSG berada di level 1.400. Kemudian lima tahun berikutnya IHSG berkembang menjadi level 4.400.

Jadi, pertumbuhan indeks saham dalam lima tahun yaitu 3.000 atau 214%. Sementara untuk tahunan, pertumbuhan indeksnya di angka 42,8%.

Untuk itu, Propers bisa melihat rata-rata tingkat keuntungan yang akan kalian raih berkisaran pada angka tersebut.

5. Tolak Ukur dalam Melakukan Investasi

Fungsi terakhir IHSG yaitu sebagai tolak ukur saat seseorang hendak melakukan investasi. Pergerakan indeks saham gabungan di sini akan tergambarkan dengan jelas.

Sehingga, di sinilah para investor akan mengambil kesimpulan. Kapan waktu yang tepat ketika hendak membeli atau bahkan menjual saham yang mereka miliki.

Jenis-Jenis IHSG

Setelah mengetahui pengertian, manfaat, dan fungsinya, tak lengkap rasanya jika belum mengetahui jenis-jenisnya. Simak jenis-jenis IHSG berikut:

1. Indeks Harga Saham Sektoral

Indeks saham IHSG ini mengandalkan nilai dari emiten di sektor tertentu. Contohnya indeks harga sama sektor keuangan dan perbankan. Sehingga nilai yang digunakan adalah semua nilai saham dari emiten yang bergerak dalam sektor keuangan dan perbankan.

Diketahui, hingga saat ini terdapat 10 sektor yang telah tercatat di BEI. Sektor tersebut meliputi pertambangan, pertanian, properti, industri dasar, konsumsi, aneka industri, infrastruktur, keuangan, manual, dan perdagangan.

2. Indeks Syariah

Indeks syariah merupakan nilai saham gabungan yang emitennya dari saham-saham yang bergerak secara syariah dan tidak boleh bertentangan  dengan syariat Islam dalam kegiatan usahanya.

3. IHSG BUMN

Indeks berikutnya akan melihat seperti apa kinerja semua BUMN yang tercatat dalam BEI. Tak hanya itu, Indeks ini juga berisi semua afiliasi dari BUMN tersebut.

Cara Menghitung IHSG

Seperti yang telah ditetapkan, hari dasar perhitungan IHSG adalah 10 Agustus 1982. Tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai Nilai Dasar 100 dan saham yang saat itu berjumlah 13 saham.

Untuk perhitungan IHSG sama seperti menghitung indeks bursa saham lain di penjuru dunia, yaitu menggunakan rata-rata berimbang dari jumlah saham di bursa atau Market Value Weighted Average Index.

Rumus IHSG:

Indeks = (Nilai pasar / Nilai Dasar) x 100

Keterangan:

  • Nilai pasar adalah kumulatif jumlah saham yang tercatat kemudian kali harga pasar.
  • Nilai Dasar adalah kumulatif jumlah saham pada hari dasar kali harga dasar.

Simak berikut cara mencari nilai pasar:

Rumus Nilai Pasar:

Nilai Pasar = p₁q₁ + p₂q₂ + … + piqi + pnqn

Keterangan: 

  • p = harga yang akan terjadi untuk emiten ke-i
  • q = jumlah saham yang akan digunakan untuk menghitung indeks untuk emiten ke-i
  • n = jumlah emiten yang tercatat pada bursa efek

Baca Selengkapnya: Saham Blue Chip Adalah: Pengertian, Ciri dan Keuntungannya

Penulis: Dhea Alvionita