Apabila Propers hendak memulai investasi saham, kalian wajib mengetahui ROA. Sebab, istilah ini akan sering muncul di laporan keuangan perusahaan untuk para investornya. Lantas apa itu ROA dalam saham?

ROA adalah kepanjangan dari Return of Asset. Lantaran menjadi salah satu indikator penting, ROA akan menunjukkan seberapa efisien suatu perusahaan dalam menghasilkan nilai keuntungan dari aset yang ada.

Dengan adanya ROA, Propers bisa melihat kemampuan perusahaan melalui penghasilannya di masa lalu. Sehingga, kalian dapat memanfaatkan hal tersebut sebagai dasar strategi di masa depan.

Untuk mengetahui penjelasan mengenai Return of Asset lebih dalam, yuk simak artikel yang telah Minpro kumpulkan hanya di artikel Propertree berikut ini!

Apa Itu ROA?

Return of Asset sendiri artinya pengembalian aset. Berdasarkan kamus investasi, Return of Asset adalah ukuran kemampuan aset perusahaan dalam menghasilkan laba bersih.

Sedangkan secara umum, ROA adalah jenis rasio profitabilitas yang biasa dimanfaatkan untuk menilai kemampuan yang perusahaan miliki dalam memperoleh laba melalui aset.

Berkat adanya rasio ini, kemampuan suatu perusahaan nantinya akan dinilai berdasarkan keuntungan yang diperoleh pada periode lampau agar dapat menjadi acuan di masa depan.

Unsur-unsur Pembentuk ROA

Terdapat empat unsur pembentuk Return of Asset, seperti keuntungan, kerugian, pendapatan, dan beban. Maka dari itu, simak penjelasannya berikut:

1. Keuntungan

Unsur pertama yaitu keuntungan atau laba. Artinya, kenaikan ekuitas suatu perusahaan dari insidental. Biasanya, keuntungan ini berasal dari investasi atau bahkan pendapatan pemilik bisnis.

2. Kerugian

Unsur kedua yaitu kerugian. Kerugian artinya penurunan ekuitas perusahaan dari insidental. Hal ini terjadi karena beban atau distribusi dari para pemilik bisnis.

3. Pendapatan

Unsur ketiga yaitu pendapatan. Pendapatan adalah arus masuk suatu aset yang entitas dalam periode tertentu. Periode ini terjadi karena adanya produksi, penyedia jasa, dan kegiatan lainnya yang menyangkut operasi utama.

4. Beban

Unsur terakhir yaitu beban. Beban dalam Return of Asset merupakan arus keluar suatu aset yang entitas dalam periode tertentu. Beban biasanya lantaran adanya produksi, penyedia jasa, dan kegiatan lainnya yang menyangkut operasi utama.

Fungsi ROA

Di bawah ini telah Minpro kumpulkan beberapa fungsi Return of Asset, diantaranya seperti:

  • Mengetahui efisiensi dalam menggunakan modal,
  • Mendapat rasio industri,
  • Menilai profitabilitas suatu produk,
  • Alat pengukur efisiensi aktivitas lain,
  • Sarana dasar pengambilan keputusan,
  • Bahan untuk menarik perhatian para investor, dan
  • Dapat menentukan intensif aset suatu perusahaan.

Kelebihan ROA

Ada banyak kelebihan analisa Return of Asset yang wajib Propers ketahui, yaitu:

1. Membandingkan Posisi Perusahaan dengan Kompetitor

Analisa Return of Asset akan menunjukkan hasil perbandingan rasio industri. Sehingga, bisa terlihat posisi perusahaan dengan kompetitor lain yang berada di bawah, atas, atau setara sekali pun.

2. Menjadi pengukur yang efisiensi dalam penggunaan modal

Disisi lain, analisis Return of Asset juga bisa menilai efisiensi dalam penggunaan modal secara keseluruhan. Nantinya, perusahaan akan mengetahui hasil penggunaan modal, apakah hasilnya efisien atau malah rugi.

Kekurangan ROA

Selain kelebihan, ROA juga memiliki kekurangan. Maka dari itu, berikut adalah kekurangannya:

1. Mudah Terpengaruh oleh Tingkat Depresiasi Aktiva Tetap

Kekurangan ROA yaitu nilainya sangat mudah terpengaruh oleh tingkat depresiasi aktiva atau aset tetap. Walaupun aktiva tetap sering digunakan, nilainya akan turun akibat penyusutan.

2. Kurang Stabil Ketika Terjadi Inflasi

Lantaran distorsinya cukup besar, ROA sangat mudah mengalami inflasi. Hal inilah yang akhirnya membuat ROK sangat tinggi. Sebab, ada penyesuaian dari kenaikan harga penjualan. Sementara untuk komponen biaya dinilai dari harga distorsi.

Cara Menghitung ROA

Perhitungan ROA yaitu laba bersih dibagi dengan total aset rata-rata selama dua periode tertentu yang dinyatakan dalam satuan persentase (%). Nah, sebelum menghitungnya Propers harus mengetahui terlebih dahulu rumusnya.

Rumus ROA: 

ROA adalah= (Laba Bersih : Total Aset) x 100

Keterangan:

  • Laba bersih: laba setelah membayar pajak
  • Total aset: harta secara keseluruhan yang perusahaan miliki

Contoh Perhitungan ROA:

Ada dua perusahaan emas, yaitu PT. Emas A dan PT. Emas B. Total aset PT. Emas A Rp 650 juta dengan laba bersih Rp 65 juta. Sedangkan PT. Emas B total asetnya hanya Rp 400 juta dengan laba bersih Rp 50 juta.

Kira-kira, perusahaan mana yang lebih banyak meraih keuntungan? Tanpa menunggu lama lagi, yuk kupas jawabannya berikut.

  • PT. Emas A

ROA adalah= (Laba Bersih : Total Aset) x 100

= Rp 65 juta : Rp 650 juta x 100%

= 10%

  • PT. Emas B

ROA adalah= (Laba Bersih : Total Aset) x 100

= Rp 50 juta : Rp 400 juta x 100%

= 12,5%

Dari dua perusahaan tersebut terlihat kalau PT. Emas B lebih efisien dan produktif daripada PT. Emas A. Tak hanya itu saja, PT. Emas B lebih menguntungkan meski jumlah asetnya lebih sedikit.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak semua perusahaan memiliki aset yang besar dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar pula. Semoga bermanfaat!

Baca Selengkapnya: Apa Itu ROE dalam Saham dan Bagaimana Cara Menghitungnya?

Penulis: Dhea Alvionita