Bisnis properti menjadi salah satu instrumen investasi yang memiliki tingkat kemungkinan kerugiannya hampir nol. Karena tren harga properti selalu naik setiap tahunnya jika tidak mengalami kondisi tertentu seperti bencana alam. Di dalam bisnis ini ada jenis-jenis investor dalam bidang properti.

Jenis-Jenis Investor Properti

Karena potensi keuntungan yang hampir naik setiap tahunnya, ada banyak orang yang memilih untuk mengalokasikan dananya untuk terjun ke investasi properti. Sama seperti instrumen investasi yang lainnya, investor properti terbagi menjadi beberapa jenis. Di bawah ini jenis-jenis investor dalam bidang properti dan perbedaannya.

1. Collector Properti

Investor properti yang membiarkan properti yang dibeli kosong tanpa dihini atau disewakan kepada pihak ketiga disebut dengan kolektor atau collector properti. Jadi, investor tersebut akan membeli properti hanya karena faktor kesukaan dalam mengoleksi atau memiliki properti tanpa ada niat untuk dipergunakan.

Bahkan ada sejumlah kolektor properti yang tidak pernah menjual koleksinya sampai yang bersangkutan meninggal dunia. Hal ini dipicu oleh pola pikir masyarakat yang melihat properti sebagai peluang investasi terbaik dan paling aman. Sehingga ada banyak yang mulai mengoleksi properti sebagai aset.

2. Investor Tradisional

Jenis-jenis investor dalam bidang properti yang kedua adalah investor tradisional. Investor ini membeli properti untuk dijadikan sebagai aset yang bisa menghasilkan pendapatan pasif. Investor tradisional akan membeli properti untuk disewakan kepada penyewa untuk berbagai keperluan atau tujuan. 

Contoh investor tradisional dalam bidang properti seperti pengusaha rumah kos. Investor jenis ini sudah cukup lama telah masyarakat ketahui. Para investornya umumnya menurunkan kebiasaan ini dari orang tuanya yang sudah lebih dulu berinvestasi sebagai pemilik rumah kos. Sistem inilah yang disebut sebagai sebuah tradisi dalam berinvestasi.

Pemilik properti yang menyewakan asetnya dengan keuntungan senilai 1-2% saja sudah masuk dalam kategori investor tradisional. Bila seorang investor tradisional mau mempelajari menjadi investor, maka potensi keuntungan ata profit bukan hanya 1-2% saja, tetapi dapat menyentuh angka 6% hingga 8%.

3. Super Investor

Super investor menjadi jenis investor yang terakhir. Dalam bidang properti, istilah super investor ini merujuk kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan bagaimana cara berinvestasi, kriteria, dan target tertentu sebelum memutuskan membeli properti. Secara angka jumlah investor jenis ini hanya sekitar 1%. Bahkan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan investor kolektor atau investor tradisional.

Pada umumnya super investor ini mempelajari dari kegagalan dari dua jenis investor di atas saat menjalankan strateginya. Setidaknya ada tiga hal yang membedakan super investor dengan investor yang lainnya, yakni perbedaan pola pikir, strategi, dan juga filosofi. Siapa saja bisa menjadi super investor selama memiliki ketiga hal tasi.

Perbedaan Investor Properti

Setelah mengetahui 3 tipe investor properti sebelumnya, ada perbedaan diantara ketiganya. Masing-masing memiliki keunikan dan caranya tersendiri.

  • Perbedaan strategi, Super Investor yang paling menonjol seringkali memiliki strategi yang khas dan menentukan target pertumbuhan modal investasi yang mereka buat. Mereka harus mengelola investasi properti yang telah mereka beli untuk memenuhi target keuntungan yang telah mereka tetapkan.
  • Perbedaan filosofi juga menjadi pembeda ketiganya, super investor melihat investasi properti sebagai aset dengan sifat low risk-high return.
  • Perbedaan mindset, super investor harus memiliki target pertumbuhan nilai modal investasi properti miliknya setiap tahun. Peningkatan ini biasanya memiliki perhitungan dalam jangka waktu 5 tahun.

Itulah jenis-jenis investor dalam bidang properti, jadi termasuk investor manakah Anda sekarang? Semua jenis investor ini tetap bisa menjadi pilihan sesuai kebutuhan.

Baca selengkapnya: Investasi Propertree untuk Pemula, apa saja Tipsnya?