Inflasi sudah pasti menjadi salah satu fenomena yang amat ditakuti oleh setiap negara. Pasalnya, kondisi ini sangat berdampak besar bagi perekonomian yang ditunjukkan dengan naiknya harga barang di pasaran.

Namun, kenaikan harga tersebut terjadi secara terus menerus hingga menyebabkan adanya kelangkaan pendistribusian barang. Dengan artian lain, inflasi adalah proses penurunan nilai mata uang secara terus menerus.

Supaya lebih memahami penjelasan mengenai inflasi, simak selengkapnya di artikel Propertree berikut ini!

Pengertian Inflasi

Menurut Bank Indonesia (BI), inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

Umumnya, inflasi ditandai dengan meningkatnya peredaran uang kertas akibat penurunan dari nilai mata uang. Sehingga, hal ini akan berimbas pada kenaikan harga barang maupun jasa.

Diketahui, untuk perhitungan inflasi ini biasanya dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang telah BPS dapat, kemudian akan dibandingkan dengan harga terbaru dengan periode sebelumnya untuk mengukur tingkat inflasi.

Penyebab Terjadinya Inflasi

Berdasarkan hasil riset yang telah Minpro lakukan, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya fenomena ini, yaitu seperti:

1. Tekanan dari Sisi Penawaran (Cost Push Inflation)

Penyebab pertama yaitu adanya peningkatan biaya produksi akibat naiknya harga bahan baku, seperti bahan bakar, upah buruh, dan lain sebagainya.

2. Tekanan dari Sisi Permintaan (Demand Pull Inflation)

Penyebab kedua karena tekanan dari sisi permintaan atau meningkatnya permintaan barang dan jasa terhadap ketersediaannya secara menyeluruh (agregat demand).

Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti meningkatnya belanja pemerintah, meningkatnya permintaan barang untuk diekspor, dan meningkatnya permintaan barang untuk swasta.

3. Ekspektasi Inflasi

Penyebab terakhir yakni ekspektasi inflasi. Ini merupakan faktor yang dipengaruhi oleh persepsi, harapan masyarakat, hingga pelaku ekonomi terhadap tingkat inflasi di masa depan. 

Dengan begitu, beberapa faktor tersebut dapat mempengaruhi keputusan para konsumen, investor, hingga pelaku ekonomi lainnya.

Jenis-Jenis Inflasi

Tak lengkap rasanya jika Propers belum mengetahui jenis-jenisnya. Lebih jelasnya, yuk simak penjelasannya di bawah in!

1. Berdasarkan Tingkat Keparahannya

Apabila melihat dari segi keparahannya, ada empat golongan seperti:

  • Ringan: angkanya berada di bawah 10% dalam periode setahun.
  • Sedang: angkanya berada di antara 10%-30% dalam periode setahun.
  • Berat: angkanya berada di antara 30%-100% dalam periode setahun.
  • Sangat berat: angkanya berada di atas 100% dalam periode setahun.

2. Berdasarkan Tempat Asalnya

Sementar itu, berdasarkan asal munculnya, ada dua hal yang menjadi pembeda:

  • Dalam Negeri atau Domestic Inflation

Biasanya, jenis ini berasal dari dalam negeri terjadi saat biaya produksi dan permintaan masyarakat meningkat. Sehingga, keseimbangan dari harganya tidak dapat suatu negara capai.

  • Luar Negeri atau Imported Inflation

Untuk jenis yang kedua berasal dari luar negeri. Penyebabnya yaitu karena harga barang impor yang kian meningkat. Berbagai barang dari luar negeri akan mengalami kenaikan harga, sehingga konsumen dalam negeri pun harus membayar lebih.

Itulah beberapa penjelasan seputar inflasi yang bisa membuat Propers lebih mempersiapkan finansial di tengah ketidakpastian ekonomi ini.

Nah, supaya keuangan yang Propers miliki tidak boncos dan aman dalam jangka waktu panjang, investasi properti di Propertree solusinya.

Dengan merogoh Rp100.000 saja, Propers bisa menghasilkan margin mencapai 20% per tahun lho. Sangat menguntungkan, bukan? Nggak perlu mikir lagi, yuk mulai investasi properti agar keuangan Propers aman saat kondisi apapun!

Baca Selengkapnya: 4 Faktor Penyebab Terjadinya Inflasi yang Perlu Kamu Ketahui!

Penulis: Dhea Alvionita