Aset finansial adalah salah satu jenis aset yang tidak memiliki wujud secara fisik. Akan tetapi, aset ini dapat diukur seperti halnya dengan real estate karena sama-sama bernilai.

Jika Propers penasaran dan ingin mencari tahu terkait aset finansial, simak di sini ya! Sebab, artikel berikut akan mengupas tuntas pengertian, jenis, contoh, hingga tips investasinya loh!

Pengertian Aset Finansial

Dalam dunia investasi dan keuangan, aset finansial sering digunakan sebagai aktiva yang memiliki nilai ekonomi. Namun, tidak mempunyai bentuk fisik yang nyata seperti aset rill.

Sederhananya, aset ini merupakan instrumen keuangan yang memiliki nilai serta dapat seseorang atau perusahaan perjualbelikan. Aset ini juga termasuk aset lancar, yaitu dapat dicairkan dengan mudah saat membutuhkannya.

Umumnya, lembaga dengan berbagai syarat dan ketentuan yang berlakulah yang paling berhak mengeluarkan sebuah aset finansial.

Jenis Aset Finansial

Berdasarkan jenisnya, aset finansial terbagi menjadi tiga kategori, yakni aset lancar, investasi jangka panjang, dan ekuitas. Untuk penjelasannya, simak artikel berikut.

1. Aset Lancar

Aset lancar adalah aset yang proses pencairannya ke dalam bentuk uang tunai dalam waktu relatif singkat. Untuk jangka waktunya selama satu tahun atau satu siklus periode suatu perusahaan.

Dalam hal ini, aset lancar memiliki likuiditas yang tinggi dan sering seseorang atau perusahaan gunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari.

Contoh aset lancar meliputi saldo rekening di bank, kas, surat berharga jangka pendek, uang tunai, dan lain sebagainya. 

2. Investasi Jangka panjang

Sesuai namanya, investasi jangka panjang merupakan aset yang dipegang dalam jangka waktu yang cukup lama. Untuk jangka waktunya sendiri bisa lebih dari satu tahun.

Contoh investasi jangka panjang seperti saham, obligasi, surat berharga, dana tujuan khusus, emas, hingga properti.

3. Ekuitas

Ekuitas sendiri artinya penunjuk hak milik untuk para pemegang aset suatu perusahaan yang mana pengukurannya dilakukan dengan cara menentukan selisih antara aset dan kewajiban.

Adapun contoh aset yang termasuk dalam ekuitas yaitu perusahaan perorangan, perseroan, dan persekutuan.

Contoh Aset Finansial

Di bawah ini adalah contoh aset finansial yang paling populer dalam kalangan para investor, di antaranya mencakup:

1. Contoh Aset Lancar

  • Saldo rekening di bank: catatan mengenai informasi terkait jumlah pemasukan atau pengeluaran uang pada suatu rekening.
  • Kas: uang receh maupun kertas, cek, serta sejumlah uang yang tersimpan di bank.
  • Surat berharga jangka pendek: surat yang perusahaan gunakan dalam kurun waktu yang pendek untuk memutar kas yang ada.
  • Uang tunai: alat pembayaran berupa kertas dan logam.

2. Contoh Investasi Jangka Panjang

  • Saham: bentuk kepemilikan atas suatu aset berharga atau perusahaan, bentuk kepemilikan biasanya akan dikonversikan dalam bentuk persen.
  • Obligasi: instrumen jenis ini tak jauh berbeda dengan saham, namun obligasi memiliki jumlah keuntungan yang lebih pasti.
  • Properti: harta yang seseorang atau bersama miliki dalam bentuk rill seperti tanah dan bangunan.

3. Contoh Ekuitas

  • Ekuitas pemegang saham: jumlah semua aset yang akan diberikan kepada para investor setelah membayar kewajibannya lalu dikurangi dengan nilai laibilitas.
  • Ekuitas pemilik saham: jumlah seluruh aset pemilik perusahaan yang akan dikembalikan ke pemegang saham jika aset sudah terlikuidasi.

Tips Investasi Aset Finansial

Sebelum memulai investasi, ada beberapa tips yang perlu Propers perhatikan seperti: 

1. Tanamkan Mindset yang Benar

Jika ingin mulai berinvestasi, jangan tergiur untuk ingin cepat menjadi kaya secara instan. Alangkah baiknya, tanamkan mindset yang realistis, optimis, pantang menyerah, siap mengahadapi risiko, dan fokus pada tujuan jangka panjang.

2. Selalu Waspada Inflasi

Saat melakukan investasi, selalu ingat dan waspada bahwa inflasi bisa saja terjadi bahkan hingga bisa mempengaruhi daya beli masyarakat.

Kalau Propers ingin tetap aman saat inflasi terjadi, maka saham bisa jadi pilihan yang paling tepat. Walaupun memiliki risiko, saham juga relatif menguntungkan.

3. Mulai dari Jumlah Modal yang Kecil

Jika Propers baru terjun ke dunia investasi dan masih merasa ragu karena takut mengalami risiko kerugian, mulailah dari jumlah modal yang kecil terlebih dahulu.

Jangan lupa untuk pilih investasi yang memiliki performa baik selama lima sampai 10 tahun terakhir supaya risiko kerugian minim. Hal ini juga tentu akan membantu Propers untuk belajar memahami pasar tanpa risiko yang besar.

4. Alokasikan Modal yang Ada

Kalau Propers masih menjadi seorang pemula, cobalah mengalokasikan modal yang dimiliki ke dalam berbagai aset finansial. Tujuannya adalah sebagai langkah untuk membantu mengurangi risiko kegagalan investasi.

Sehingga, kalau ada salah satu aset yang mengalami kerugian, investasi lainnya masih bisa meraih keuntungan.

5. Pilih Jenis Investasi yang Tepat

Terakhir, pilihlah jenis investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan finansial. Maka dari itu, Propers disarankan untuk mempelajari terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan instrumen investasi yang akan dipilih.

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian aset finansial, jenis, contoh yang lengkap beserta dengan tipsnya. Temukan informasi menarik lainnya tentang finansial hanya di blog Propertree.id!

Baca Selengkapnya: Benarkah, Finansial Artinya Keuangan? Begini Penjelasannya!

Penulis: Dhea Alvionita