Daftar Isi
Tahukah Propers apa yang dimaksud dengan hedonisme? Dewasa ini, hedonisme adalah sebutan yang sering digunakan untuk menunjukkan gaya hidup demi memenuhi kesenangan pribadi saja.
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang secara naluriah tidak ingin merasa sakit dan menderita. Sayangnya, naluri tersebut justru malah menjebak ke gaya hidup hedonisme.
Walaupun terlihat mewah dan menyenangkan, perilaku hedonisme ini menjadi salah satu masalah umum di masyarakat yang dapat berdampak buruk pada kesehatan finansial jangka panjang kamu lho, Propers.
Pastinya, Propers tidak ingin ini terjadi pada diri kamu kan? Untuk itu, kenali ciri-ciri, dampak, dan cara mengatasi sifat hedonisme di artikel Propertree berikut ini yuk!
Pengertian Hedonisme
Hedonisme adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu Hedone yang berarti kesenangan. Jadi, definisi hedonisme adalah gaya hidup yang fokusnya hanya untuk kesenangan dan kepuasan sesaat.
Sedangkan orang yang menganut hedonisme disebut hedonis. Di mana mereka menganggap bahwa kebahagiaan merupakan tujuan hidup, sehingga perilaku ini cenderung membuat seseorang jadi berfoya-foya.
Contoh hedonisme lebih mengarah pada membeli barang yang tujuannya hanya menghambur-hamburkan uang, seperti membeli banyak mobil mewah, terus-terusan membeli makanan fast food yang tidak sehat, hingga mentraktir orang hasil utang.
Ciri-Ciri Hedonisme
Meski perilaku ini telah menjamur di masyarakat, ternyata masih banyak orang yang belum menyadari bahwa dirinya sudah terjebak dalam gaya hidup hedonisme. Berikut ciri-ciri yang perlu Propers ketahui.
1. Perilaku Konsumtif
Ciri pertama yaitu terbiasa berperilaku konsumtif ketika belanja. Di mana mereka membeli sesuatu atas keinginannya bukan kebutuhan. Maka dari itu, hal ini tentu akan membuat keuanganmu menjadi boncos.
Baca Juga: Boncos Adalah Istilah Bahasa Gaul yang Wajib Diketahui!
2. Suka Kemewahan
Lantaran mengutamakan kebahagiaan, tak heran jika perilaku ini sangat mengagungkan kemewahan. Ada dua tipe hedonis, yaitu mampu secara finansial dan memaksakan diri untuk memenuhi standar hidup yang ideal.
Bagi yang memaksakan, seorang hedonis biasanya akan mencoba berbagai cara untuk mendapatkan dana, termasuk rela untuk berutang.
3. Tidak Pernah Merasa Puas
Ciri berikutnya adalah tidak pernah merasa puas, sekalipun mereka telah mendapat kesenangan dalam hidupnya. Dalam hal ini, hedonis akan selalu merasa kurang hingga mencari hal lain yang dapat membuatnya bahagia.
4. Egois
Ciri-ciri selanjutnya yaitu egois. Sebab, perilaku hedonis hanya mementingkan dirinya sendiri dan tidak peduli dengan kebahagiaan orang lain.
Untuk mendapatkan itu semua, mereka bahkan rela mengorbankan berbagai cara demi kesenangannya terpenuhi.
5. Sombong
Ciri terakhir yaitu memiliki sifat yang cenderung sombong. Sebab, mereka menilai orang lain hanya dari harta dan penampilan fisik saja. Sehingga, perilaku ini dapat menimbulkan perasaan bahwa dirinya lebih baik daripada orang lain.
Cara Mengatasi Hedonisme
Bagi Propers yang menyadari telah memiliki perilaku hedonisme, simak cara mengatasinya berikut ini:
- Membiasakan diri untuk menemukan kebahagiaan dari hal sederhana dengan melakukan hal-hal yang positif.
- Bersyukur atas apa yang telah dimiliki, sebab kebahagiaan tidak datang hanya berupa materi atau uang yang banyak. Tetapi juga bisa berasal dari hati yang paling dalam serta bersyukur saat menjalani kehidupan.
- Menentukan sesuatu yang menjadi prioritas.
- Meninggalkan kegiatan yang kurang bahkan tidak bermanfaat.
- Pandai memilih pertemanan. Lingkungan pertemanan menjadi salah satu faktor pembentuk kepribadian seseorang dan gaya hidupnya. Hindari circle yang dapat menjerumuskan kamu untuk melakukan gaya hidup mewah.
- Ubah mindset konsumtif menjadi produktif. Lebih baik pertimbangkan untuk masa depan daripada masa sekarang.
Kira-kira seperti itulah pembahasan mengenai pengertian hedonisme, ciri-ciri, dampak, dan cara mengatasinya. Jika terus dibiarkan, perilaku ini dapat berakibat buruk di masa tua. Jadi, yuk hindari!
Temukan artikel menarik lainnya seputar tips keuangan hanya di blog Propertree, semoga bermanfaat!
Baca Selengkapnya: Yuk Cek, Impulsive Buying Adalah Perilaku yang Merugikan?
Penulis: Dhea Alvionita