Sebagai salah satu perilaku yang selalu dicap buruk, hedonisme dapat merugikan finansial seseorang. Kira-kira, apa dampak hedonisme bagi kehidupan ya Propers? Yuk cari tahu di artikel ini!

Diketahui, kata hedonisme berasal dari bahasa Yunani yakni Hedone yang artinya kesenangan. Istilah ini kerap muncul karena kebahagiaan bisa didapat dengan mencari kesenangan sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan dampaknya.

Pengertian Hedonisme

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hedonisme adalah pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi hanya sebagai tujuan utama dalam hidup.

Sedangkan menurut Collin Gem, hedonisme adalah suatu doktrin yang menyampaikan bahwa kesenangan merupakan hal yang paling penting bagi hidup.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hedonisme adalah gaya hidup yang fokusnya untuk kesenangan dan kebahagiaan semata. Umumnya, para hedonis akan berfoya-foya untuk memenuhi keinginannya.

Dampak Hedonisme

Sebenarnya, sifat hedonisme dapat berdampak positif karena membuat seseorang bisa lebih menikmati hidup dengan penuh kebahagiaan. Akan tetapi, lebih banyak dampak negatif yang ada, seperti:

1. Hidup Tanpa Orientasi Keuangan yang Jelas

Perilaku hedonisme cenderung memprioritaskan keinginan bukan kebutuhan, sehingga Propers menjadi hidup tanpa orientasi keuangan yang jelas. Tentunya hal ini akan berdampak tidak sehat bagi finansial Propers.

2. Tidak Terkontrolnya Pengeluaran

Dampak berikutnya adalah tidak terkontrolnya pengeluaran karena perilaku ini membuat Propers lebih mengutamakan berbelanja sesuatu yang tidak terlalu penting.

3. Sulit Memiliki Dana Darurat dan Investasi

Lantaran perilaku ini tidak memikirkan masa depan, sepertinya dampak hedonisme dapat membuat pelaku sulit memiliki dana darurat dan investasi.

Pasalnya, saat memiliki uang, pelaku akan langsung menghabiskannya untuk kesenangan sesaat saja.

4. Tidak Mempunyai Rencana Keuangan Jangka Panjang

Dampak hedonisme selanjutnya yaitu bisa membuat Propers tidak memiliki rencana keuangan jangka panjang. Di mana biasanya pelaku hanya fokus pada kebahagiaan saat ini saja.

5. Memicu Risiko Terlilit Utang

Melihat tuntutan gaya hidup yang tak ada habisnya, mereka akan melakukan berbagai cara untuk memenuhi keinginannya. Bahkan saat keuangannya sudah tidak sehat, mereka rela berutang untuk hal yang sifatnya konsumtif. Hal ini tentu akan membuat mereka menjadi terlilit utang yang seharusnya tidak perlu.

6. Menimbulkan Masalah Kesehatan

Gaya hidup hedonisme juga berpotensi membuat seseorang mengkonsumsi makanan secara berlebihan, bahkan hingga menghabiskan waktunya untuk kegiatan yang kurang sehat.

Untuk dampaknya sendiri sudah pasti pada kualitas kesehatan yang perlahan mulai menurun. Sehingga perilaku ini akan berpengaruh pada kualitas hidup dan kesehatan seseorang jika dilakukan terus menerus.

7. Menimbulkan Rasa Malas

Pada dasarnya, perilaku hedonisme selalu ingin membuat dirinya senang dan sangat menghindari kesulitan. Hal ini tentu akan membuat seseorang menjadi malas karena tidak mau menyusahkan dirinya sendiri. Justru, orang-orang hedon membuang-buang waktunya hanya untuk berfoya-foya saja.

8. Minim Rasa Bertanggung Jawab

Tak hanya soal materi saja, hedonisme kian berdampak bagi psikologi seseorang. Di mana mereka cenderung akan acuh dan minim rasa tanggung jawab, baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungan sosial di sekitarnya.

9. Mempengaruhi Hubungan Interpersonal

Orang yang memiliki sifat hedonisme akan memikirkan dirinya sendiri daripada orang lain. Hal ini tentu akan mempengaruhi hubungan interpersonal mereka menjadi tidak baik dengan orang di sekitarnya.

10. Menimbulkan Masalah Lingkungan

Dampak terakhir yaitu perilaku hedonisme dapat menimbulkan masalah lingkungan. Sebagai contoh, seseorang yang hedon pasti mendambakan rumah yang luas dan besar. Sehingga mereka rela mengorbankan lingkungan seperti hutan, sawah, hingga sungai demi keinginannya terwujud.

Penyebab Hedonisme

Amstrong mengatakan ada dua faktor yang menjadi penyebab hedonisme, yaitu faktor internal dan eksternal.

Faktor Internal

  1. Kepribadian. Contohnya seseorang yang memiliki kepribadian ekstrovet cenderung akan mencari kepuasan dari aktivitas sosial maupun kesenangan disekitarnya.
  2. Sikap. Seseorang yang memiliki sikap hedon ini tentu menonjolkan kesenangan adalah tujuan utama bagi hidupnya.
  3. Konsep diri. Individu dengan konsep diri ini akan fokus pada aspek-aspek fisik atau materi demi memenuhi kepuasannya.
  4. Motif. Dalam hal ini, individu yang dimaksud yaitu yang memiliki motif intrinsik kuat untuk menemukan kebahagiaan dirinya saja.
  5. Pengalaman atau pengamatan. Umumnya, orang-orang yang tumbuh dalam lingkungan di mana hedonisme akan dihargai atau diterapkan secara positif.
  6. Persepsi. Akibat persepsi yang salah mengenai filosofi “hidup hanya sekali”, hal ini dapat mendorong seseorang untuk mencari kebahagiaan sebanyak-banyaknya.

Faktor Eksternal

  1. Keluarga. Selain diri sendiri, keluarga juga dapat menumbuhkan nilai-nilai materialisme dan kesenangan fisik yang berdampak pada hidup seseorang menjadi lebih hedonis.
  2. Kebudayaan. Dalam faktor kebudayaan, masyarakat atau individu akan mengedepankan keinginan untuk memenuhi kepuasa sesaat saja.
  3. Kelas sosial. Orang yang berasal dari kelas sosial yang lebih tinggi lebih mampu mengejar gaya hidup hedon karena memiliki kesempatan.
  4. Kelompok referensi. Dengan bergabung bersama kelompok, hedonisme dianggap mampu mempengaruhi pilihan dan perilaku individunya.
  5. Pertemanan. Lingkup pertemanan yang menganut gaya hedonis dapat menyebabkan individu terhanyut dengan gaya hidup yang serupa pula.

Itulah pembahasan dari Propertree terkait dampak hedonisme dan penyebabnya. Semoga menambah wawasan Propers, ya!

Baca Selengkapnya: Hedonisme Adalah Gaya Hidup Foya-Foya? Begini Penjelasannya!

Penulis: Dhea Alvionita