Daftar Isi
Selama menjalankan usaha, perusahaan pasti memerlukan suatu analisa CVP. Namun, tahukah Propers apa itu CVP? CVP adalah perhitungan akan perubahan biaya volume penjualan dan laba perusahaan.
Agar Propers lebih memahami pengetahuan terkait CVP, mari simak artikel Propertree berikut ini sampai akhir!
Pengertian CVP
Melansir dari laman Investopedia, CVP (Cost Volume Profit) adalah analisa titik impas yang menentukan berbagai volume penjualan dan struktur biaya yang diplot dalam grafik volume laba.
Nantinya, CVP akan berguna untuk perusahaan. Selain itu, manajer juga akan memanfaatkannya dalam pengambilan keputusan bisnis jangka pendek agar dapat mencapai margin profit tertentu.
Dalam penerapannya, CVP sendiri terdiri atas tiga aspek, seperti perubahan biaya, volume penjualan, dan laba yang perusahaan hasilkan. Sehingga analisa ini bisa memudahkan para pemilik usaha untuk meminimalisasi risiko kecurangan maupun human error.
Tujuan CVP
Berdasarkan pengertian di atas, sudah pasti Propers sedikit tergambar bagaimana tujuan dari analisa CVP itu. Untuk mengetahui lebih lengkapnya, begini penjelasannya:
-
Menentukan Keputusan Bisnis
Tujuan yang pertama adalah menentukan keputusan bisnis dalam jangka pendek. Nah dari hasil tersebut, kemudian pihak manajer dapat menyusun rencana strategi yang bisa membantu perusahaan untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan pasar.
-
Menentukan Break Even Point (BEP)
Tujuan kedua yaitu akan memudahkan pemilik usaha dalam menentukan BEP, seperti berapa jumlah produk yang terjual untuk mencapai target profit.
Untuk penyesuaian harganya akan dipertimbangkan melalui biaya dan volume penjualan supaya dapat membantu perusahaan dalam mencapai target laba..
Baca Juga: Break Even Point: Definisi, Rumus, dan Manfaatnya!
-
Mengevaluasi Performa Perusahaan
Tujuan ketiga dari CVP yakni dapat perusahaan jadikan acuan untuk mengevaluasi performa perusahaan. Adapun caranya dengan membandingkan hasil penjualan dengan hasil analisa CVP.
Dengan demikian, maka perusahaan bisa menemukan apa saja bagian dari bisnis yang musti ditingkatkan pada periode selanjutnya.
Komponen CVP
Terdapat beberapa komponen utama untuk menghitung analisa CVP, diantaranya meliputi:
- Volume penjualan, jumlah unit yang perusahaan harapkan dapat terjual dalam periode waktu tertentu.
- Harga jual, harga per unit dari produk atau jasa yang akan perusahaan jual.
- Biaya tetap (fixed costs), biaya yang tidak akan berubah sejalan dengan terjadinya perubahan volume penjualan. Misalnya gaji karyawan, biaya sewa, dan asuransi.
- Biaya variabel (variable costs), biaya yang akan berubah seiring dengan perubahan volume penjualan. Misalnya biaya produksi, bahan baku, serta komisi dari penjualan.
- Laba, selisih antara pendapatan total penjualan dengan biaya total dari biaya tetap serta biaya variabel.
Rumus Analisa CVP
Berikut adalah rumus yang umum orang gunakan untuk menghitung komponen analisa CVP. Simak begini rumusnya:
Laba | Total Pendapatan – Total Biaya |
Biaya Total | Biaya Tetap + (Biaya per Unit x Volume Penjualan) |
Total Pendapatan | Harga Jual per Unit x Jumlah Unit Terjual |
Laba Bersih | Total Pendapatan – Total Biaya |
Margin Kontribusi per Unit | Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit |
Margin Kontribusi Rasio | Margin Kontribusi per Unit – Biaya Variabel per Unit |
Break Even Point | Biaya Tetap / Margin Kontribusi per Unit
atau Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit) |
Titik Impas Penjualan | Biaya Tetap / Margin Kontribusi |
Margin Keamanan | Hasil Penjualan Aktual – Titik Impas Tingkat Penjualan |
Tingkat Leverage Operasi |
Margin Kontribusi / Total Penghasilan Bersih |
Cara Menghitung CVP
Dari rumus di atas, kira-kira beginilah cara menghitung CVP yang perlu Propers ketahui! Simak contohnya berikut ini.
Perusahaan Propertree Group melakukan bisnis properti, adapun untuk rincian biaya yang dikeluarkan meliputi:
- Total pendapatan penjualan (Rp8 juta per rumah)= Rp8 miliar.
- Biaya variabel= Rp7 miliar
- Biaya tetap= Rp1 miliar
- Kapasitas maksimum= 28.000 unit
Maka titik impas penjualannya yang didapat sebesar:
Volume Penjualan Terbatas= Total pendapatan / harga per unit
= Rp8.000.000.000 / Rp8.000.000= 1.000 unit
Biaya Variabel per Unit= Biaya Variabel / Jumlah Penjualan Unit Terbatas
= Rp7.000.000.000 / 1000= Rp7.000.000
Margin Kontribusi (per unit)= Harga Penjualan – Biaya Variabel
= Rp8.000.000 – Rp7.000.000 = Rp1.000.000
Titik Impas Penjualan= Biaya Tetap / Margin Kontribusi
= Rp1.000.000.000 / Rp1.000.000 = 1.000 unit
Dengan begitu, perusahaan Propertree Group harus menjual sebanyak 1.000 unit rumah setiap tahunnya demi mencapai titik impas tersebut.
Nggak mau ribet ngurusin keuntungan bisnis tetapi ingin tetap menghasilkan cuan? Kamu bisa berinvestasi di bidang properti bersama Propertree. Cari cuan jadi lebih mudah!
Baca Selengkapnya: BEP Adalah Kunci Sukses Bisnis! Ini Tujuan Hingga Faktornya
Penulis: Dhea Alvionita