Perbedaan Aset Produktif dan Aset Konsumtif

Aset merupakan salah satu hal penting dalam finansial individu maupun perusahaan. Sebagian orang juga mengartikan aset sebagai sumber daya ekonomi yang akan mendatangkan manfaat di masa depan.  Sebelum mengumpulkan aset dan mengerti apa saja jenis-jenis aset, alangkah baiknya jika kamu terlebih dahulu mengetahui pengertian aset.

Pengertian aset adalah semua kekayaan yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok. Berdasarkan bentuknya aset terbagi menjadi dua, yakni aset berwujud dan tidak berwujud. Namun, jika berdasarkan jenisnya aset terbagi menjadi konsumtif dan produktif. Agar tidak bingung dalam membedakan, yuk kita bahas lebih lanjut mengenai pengertian aset produktif dan aset konsumtif berikut.

Aset Produktif

Aset produktif adalah jenis aset yang mampu menghasilkan pendapatan atau laba secara terus menerus untuk pemiliknya termasuk penghasilan tamabahan dan capital gain. Tidak hanya memiliki nilai apresiasi yang terus meningkat seiring waktu, tetapi aset produktif juga memiliki potensi untuk menghasilkan arus kas positif dari aktivitas atau investasi yang terkait. Dalam konteks perusahaan, aset produktif merupakan aset berupa kekayaan, kepemilikan, atau harta yang dapat menunjang keperluan operasional perusahaan.

Contoh umum dari aset produktif adalah saham yang memberikan dividen, properti yang menghasilkan pendapatan sewa, atau bisnis yang menghasilkan keuntungan atau profit, mobil kantor untuk mengantarkan produk ke mitra atau konsumen. Memiliki aset produktif dalam portofolio investasi dapat membantu mengamankan dan meningkatkan kekayaan dalam jangka panjang. Beberapa contoh aset produktif lainnya diantaranya:

  1. Emas
  2. Simpanan Koperasi Berjangka
  3. Saham
  4. Reksadana
  5. Bisnis franchise atau bisnis lainnya

Kamu bisa membeli emas dan menyimpannya di tempat yang aman. Kemudian, ketika suatu waktu kamu membutuhkan uang kamu bisa menjualnya ke agen emas resmi. Kamu juga bisa memulai investasi termudah di koperasi, karena ada yang namanya koperasi serba usaha.

Salah satunya adalah Koperasi Digital Propertree yang bisa memberikan kamu imbal hasil hingga 12.5% dalam setahun. Terlebih lagi kamu bisa mendaftarkan diri dengan mudah melalui aplikasi di Play Store, untuk pengguna iOs pun juga sudah tersedia di App Store.

Selain itu, sistem koperasi digital propertree sudah mengedepankan transparansi sebagai bentuk komitmen. Salah satu caranya dengan menyediakan laporan keuangan koperasi yang bisa kamu akses secara online. Sehingga kamu bisa memantau aktivitas koperasi dan dapat meminimalisir terjadinya tindakan mencurigakan seperti terjadi kerugian atau membawa lari dana investasi kamu.

Aset Konsumtif

Sedangkan aset konsumtif adalah jenis aset yang biasanya memiliki nilai yang terus berkurang seiring penggunaan atau bertambahnya waktu. Aset ini cenderung hanya untuk kegiatan konsumtif seperti memenuhi kebutuhan atau keinginan pribadi, seperti kendaraan pribadi, peralatan elektronik, atau pakaian mewah. Nilai aset konsumtif umumnya mengalami depresiasi seiring penggunaan atau perkembangan teknologi, dan mereka tidak menghasilkan pendapatan atau laba. Beberapa contoh aset konsumtif lainnya seperti:

  1. Handphone atau Gawai
  2. Motor
  3. Televisi
  4. Kulkas
  5. Furnitur rumah (Meja, kursi, lemari)

Biasanya, masyarakat sering terjebak dan menganggap apa yang mereka beli sebagai sebuah aset produktif, padahal hal tersebut termasuk ke dalam Impulsif buying. Impulsif buying atau pembelian yang bersifat spontan, merujuk pada tindakan membeli barang atau jasa tanpa perencanaan atau pemikiran yang matang sebelumnya. Penyebab terjadinya hal ini karena dorongan emosional atau godaan di saat tertentu, tanpa pertimbangan yang cukup terhadap kebutuhan atau nilai jangka panjang dari pembelian tersebut.

Baca selengkapnya: 4 Cara Agar Tidak Terjebak Impulsif Buying

Aset konsumtif memang dapat dijual kembali namun harganya akan menurun secara drastis dan tidak akan memberikan nilai tambah yang menguntungkan. Nah, hal itulah yang membuatnya tidak termasuk menjadi aset produktif yang menghasilkan uang.

Rumah termasuk aset produktif atau konsumtif?

Untuk rumah, bisa kamu kelompokkan ke dalam aset produktif ataupun konsumtif tergantung bagaimana cara kamu menggunakannya. Jika kamu menggunakan rumah kamu untuk kos-kosan atau disewakan, maka rumah menjadi aset produktif karena menghasilkan pendapatan. Tetapi, jika kamu menggunakan rumah sebagai tempat tinggal saja, maka tergolong aset konsumtif.

“Tapi kan rumah harganya bisa naik terus?”

Benar, harga rumah akan terus naik, tapi kamu memerlukan biaya untuk perawatan rumah yang biayanya tentu tidak sedikit. Kamu perlu mengeluarkan uang untuk menjaga nilai ekonomi dari rumah kamu. Sedangkan contoh aset produktif sebelumnya cenderung memberikan kamu penghasilan, seperti reksadana yang nilainya cenderung selalu meningkat setiap harinya. Hal ini juga berlaku seperti tanah menganggur.

Baca selengkapnya: Tanah Nganggur Bakal Kena Pajak!

Aset produktif lainnya seperti saham dapat memberikan kamu dividen setiap tahunnya walaupun harganya bisa naik atau turun. Sehingga kamu tidak perlu mengeluarkan dana tambahan untuk menjaga nilai ekonominya.

Manakah yang Lebih Penting?

Aset produktif dan konsumtif sama-sama memiliki keunggulannya masing-masing. Tetapi dapat dipastikan bahwa aset produktif lebih penting daripada aset konsumtif. Karena, aset produktif dapat memberikanmu keuntungan, sedangkan aset konsumtif tidak memberikan dampak yang baik untuk jangka panjang. 

Itulah penjelasan mengenai aset konsumtif dan produktif yang punya fungsi masing-masing dan tentunya bisa menguntungkanmu. Tinggal kamu yang memutuskan ingin menggunakan aset itu untuk apa.