Daftar Isi
Ketika menjalankan bisnis, ada komponen-komponen pengeluaran yang tidak dapat dikembalikan lagi bagaimanapun caranya. Pengeluaran ini disebut dengan istilah sunk cost. Kira-kira apa itu sunk cost ya Propers? Simak selengkapnya berikut ini!
Jika Propers sedang bertanya-tanya terkait sunk cost, maka Propers datang di artikel yang tepat. Sebab Minpro akan memaparkan pengertian, lingkup, contoh, hingga cara mengurangi terjadinya.
Pengertian Sunk Cost
Berdasarkan Investopedia, sunk cost adalah pengeluaran yang tidak akan pernah diperoleh kembali. Pengeluaran ini biasanya seseorang investasikan terhadap produk, kegiatan, ataupun layanan. Tujuannya untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan.
Sementata secara bahasa, sunk cost sendiri didefinisikan sebagai biaya dengan potensi kecil atau tidak berpotensi sama sekali menghasilkan keuntungan di masa depan.
Salah satu indikator keberhasilan perusahaan dalam menerapkan efisiensi adalah dengan melihat besar kecilnya pengeluaran yang ada. Semakin kecil rasio biaya pengorbanan dan keuntungan, maka semakin sedikit juga biaya pengeluarannya.
Lingkup Sunk Cost
Umumnya, karena semua biaya yang sudah dikeluarkan dan tidak dapat dikembalikan lagi, maka berikut merupakan lingkup pengeluarannya, seperti:
- Anggaran untuk mengembangkan produk, kegiatan, maupun layanan.
- Peralatan atau mesin yang suatu perusahaan beli atau sewa.
- Gaji yang perusahaan bayarkan kepada karyawan yang bekerja dalam suatu proyek.
- Biaya marketing untuk produk, kegiatan, atau layanan yang telah berhasil keluar.
- Biaya lainnya terkait proyek yang ada.
Contoh Sunk Cost
Agar Propers lebih memahaminya lebih dalam, secara eksklusif Minpro akan memberikan dua contoh dalam kontek yang berbeda. Simak bersama contohnya di bawah ini:
- Zikra adalah seorang pemilik coffee shop bernama “Zikra Coffee Shop”. Kemudian dia memutuskan untuk membeli mesin kopi baru seharga Rp100 juta, dengan harapan apa yang sudah keluar tersebut akan meningkatkan hasil penjualan dan menarik pelanggan.
Akan tetapi, setelah 9 bulan menggunakan mesin kopi tersebut, ternyata tidak mampu menghasilkan keuntungan sesuai harapannya. Sehingga, Rp100 juta untuk pembelian mesin kopi tersebut sebagai sunk cost.
2. Suatu perusahaan fintech PT. ABX melakukan investasi dalam jumlah yang besar ke dalam sebuah proyek untuk mengembangkan lini produk barunya bernama “Tekdig”.
Perusahaan tersebut melibatkan beberapa pekerja, seperti tim marketing, desain grafis, dan information technology (IT) untuk mengerjakan sebuah proyek tersebut selama lebih dari satu tahun untuk mengembangkan serta menguji produk “Tekdig”.
Sayangnya, setelah produk tersebut mulai launching, ternyata tidak mampu menarik minat dan antusias masyarakat, sehingga perusahaan terpaksa harus mengalami kerugian. Dengan demikian, berbagai biaya yang telah dikeluarkan disebut sunk cost.
Cara Mengurangi Terjadinya Sunk Cost
Terdapat beberapa cara yang bisa Propers lakukan untuk mengurangi terjadinya pengeluaran yang tidak dapat diraih kembali, di antaranya meliputi:
1. Mempunyai Beragam Pilihan Rencana
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa setiap rencana pasti memiliki potensi dan pengeluarannya tersendiri. Mulai dari risiko terkecil hingga terbesar sekalipun.
Akan tetapi, dengan mempunyai beragam rencana, Propers bisa melakukan seleksi yang baik, sehingga Propers akan mendapatkan rencana terbaik berpotensi besar dan risiko yang minim.
2. Analisa Potensi dan Risiko dari Rencana
Cara selanjutnya yaitu melakukan analisa potensi dan risiko dari suatu rencana yang akan Propers buat.
Kalau masih menyangkut dengan bisnis, cara termudah untuk menimbang potensi dan pengeluaran yaitu dengan menggunakan analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats).
3. Pastikan Semua Tim Terlibat Tahu Risiko dan Peluang dari Rencana
Cara berikutnya, terutama untuk Propers yang memiliki tim, adalah sebaiknya libatkan tim dalam analisa potensi supaya mengetahui peluang dari rencana yang akan dibuat.
Selain untuk meminimalisir terjadinya kesulitan briefing, keterlibatan tim juga dapat mengasah insting mitigasi risiko semua tim.
4. Melatih Kemampuan Tim Perusahaan dalam Meminimalisir Risiko
Cara terakhir yaitu dengan melatih kemampuan tim secara berkelanjutan agar keahlian dapat meningkat, terutama untuk meminimalisir terjadinya risiko.
Itulah penjelasan dari Minpro terkait pengertian, lingkup, contoh, hingga cara mengurangi terjadinya sunk cost. Semoga bermanfaat!
Baca Selengkapnya: Likuidasi Adalah Kebangkrutan Perusahaan, Ini Penyebabnya!
Penulis: Dhea Alvionita