Dalam suatu bisnis, harga termasuk salah satu hal penting yang harus dipikirkan secara matang. Untuk itu, dalam menentukan harga pebisnis tidak boleh asal. Agar tidak mendatangkan kerugian, Propers bisa menggunakan skimming price.

Skimming price adalah salah satu jenis strategi yang banyak pebisnis lakukan untuk menetapkan harga. Pasalnya, melalui strategi ini pebisnis bisa menilai apakah Propers bisa menggali keuntungan atau kerugian.

Bagi Propers yang penasaran dan ingin mengetahui strategi ini lebih lanjut, yuk simak artikel Propertree di bawah ini sampai akhir. Sebab, Minpro akan memaparkan pengertian, fungsi, cara kerja, contoh, kekurangan, hingga kelebihan skimming price.

Pengertian Skimming Price

Melansir dari Investopedia, skimming price atau harga skimming adalah strategi pemasaran di mana suatu perusahaan akan memasarkan produk barunya dengan harga yang sangat tinggi, lalu menurunkan harganya secara bertahap seiring berjalannya waktu.

Dengan harga skimming ini, biasanya banyak perusahaan minati lantaran bisa mendatangkan keuntungan yang jauh lebih besar saat awal peluncuran produknya.

Sebab, konsumen yang rela membayar harga tersebut umumnya adalah orang-orang yang sangat tertarik atau justru membutuhkan produk tersebut.

Fungsi Skimming Price

Selain untuk memaksimalkan pendapatan, harga skimming juga berfungsi sebagai berikut:

  • Bertahan di tengah banyaknya industri pesaing yang tinggi dan sempurna.
  • Memaksimalkan laba atau keuntungan perusahaan.
  • Memperluas pangsa pasar.
  • Menjaga citra perusahaan dengan kualitas produk yang paling terbaik.
  • Bersaing dengan beragam kompetitor lain.

Cara Kerja Skimming Price

Seperti yang sudah disinggung di atas, harga skimming dilakukan dengan cara menaikan harga karena cara kerjanya langsung mengajak pelanggan untuk memiliki pola pikir “harus mempunyai produk tersebut”.

Dengan begitu, secara tidak langsung Propers harus bisa memanfaatkan pola pikir seseorang untuk memiliki daya beli serta keinginan terhadap produk baru yang Propers tawarkan.

Sayangnya, jangka waktu strategi ini relatif singkat, sehingga pebisnis harus pandai mengandalkan momentum ini. Sebab, para pelanggan yang memburu produk dengan harga tinggi ini bisa dengan cepat merasa jenuh.

Contoh Skimming Price

Selain perusahaan Apple, sektor properti juga biasanya secara rutin memperkenalkan wajah barunya melalui desain rumah dengan harga yang lebih tinggi.

Dalam hal ini, sektor properti biasanya akan mengandalkan para pencari rumah baru dan pelanggan setianya untuk membeli rumah tersebut dengan harga perkenalan awal.

Tentunya, harga tersebut akan bertahan beberapa bulan sebelum properti menurunkan biaya untuk menjual sisa persediaan bangunan kepada para pelanggan yang tergolong sensitif dengan harga.

Kekurangan Skimming Price

Adapun beberapa kekurangan harga skimming yang penting untuk Propers ketahui, di antaranya meliputi:

1. Manfaat Jangka Pendek

Kekurangan pertama dari skimming price adalah manfaat untuk jangka pendek saja. Meski bisa meningkatkan laba suatu perusahaan, hal ini sifatnya hanyalah sementara.

Pasalnya, kedepan pasti banyak pesaing yang muncul dan membuat Propers lebih sulit mempertahankan harga tinggi terhadap produk baru tersebut.

Kalau Propers tetap bersikeras mempertahankan harga tinggi, kemungkinan besar Propers bisa kehilangan pelanggan.

2. Tidak Berlaku untuk Semua Perusahaan

Seperti yang kita sadari, beberapa bisnis memang tidak bisa menerapkan skimming harga. Di mana produsen barang mewah tidak akan mendiskonkan produknya karena mereka tetap menjaga kualitas yang tinggi kepada pelanggannya.

3. Mengikuti Kurva Produk Inelastis

Kekurangan terakhir yaitu harus mengikuti kurva produk inelastis, artinya jumlah produk yang tidak terpengaruh oleh perubahan harga.

Akan tetapi, jika Propers tidak mengikuti kurva ini, bisa mendatangkan fluktuasi penjualan yang akhirnya berdampak bagi peningkatan permintaan produk saat harga mengalami penurunan.

Kelebihan Skimming Price

Walaupun terdapat kekurangan, harga skimming tentu memiliki beberapa kelebihan. Simak pemaparannya berikut ini:

1. BEP Lebih Cepat Pulih

Kelebihan utama harga skimming sudah pasti bisa membantu memulihkan biaya Break Even Point (BEP) secara cepat. Misalnya untuk biaya promosi serta biaya pemasaran lainnya.

Baca Juga: BEP Adalah Kunci Sukses Bisnis! Ini Tujuan Hingga Faktornya

2. Menciptakan Tren Baru

Kelebihan kedua adalah dapat menciptakan tren baru. Pada umumnya, media cenderung tertarik untuk meliput produk baru dengan harga yang tinggi. Oleh karena itu, tak heran jika banyak iklan yang tercipta untuk produk baru tersebut.

Nah, secara bersamaan pula Propers juga bisa memanfaatkan hal tersebut untung membangun brand di benak para pelanggan.

3. Pengujian Produk secara Cepat

Keunggulan harga skimming berikutnya yakni menguji produk secara cepat. Jika sudah memiliki pelanggan, maka hal ini dapat memudahkan Propers untuk menguji produk baru di masyarakat.

Nantinya, Propers akan menerima umpan balik hingga wawasan baru terkait produk baru tersebut.

4. Keuntungan Lebih Tinggi

Keuntungan terakhir yaitu dapat mendatangkan keuntungan yang lebih tinggi. Sebab, perusahaan akan berbondong-bondong memanfaatkan momentum ini dengan menaikkan harga di awal dan menurunkannya kemudian hari.

Seperti itulah penjelasan terkait skimming price, fungsi, cara kerja, contoh, kekurangan, hingga kelebihannya. Jadi, apakah tertarik untuk menerapkan strategi ini dalam bisnis, Propers?

Selain dapat meraih keuntungan dengan strategi tersebut, Propers juga bisa meraihnya dengan melakukan investasi lho.

Nggak perlu bingung investasi di mana, mending Propers pilih sektor investasi properti yang terbukti menguntungkan karena tiap tahun harga properti kian meningkat.

Mulai dari Rp100.000 saja, Propers akan mendapat keuntungan sampai 20% per tahunnya! Yuk investasi sekarang juga bersama Propertree!

Baca Selengkapnya: Properti Investasi: Keuntungan Pendapatan di Masa Depan

Penulis: Dhea Alvionita