Pernah mendengar apa itu shopaholic? Jika Propers kecanduan belanja secara terus menerus, istilah itulah yang disebut dengan shopaholic. Untuk itu, kenali ciri dan dampaknya berikut yuk!
Seorang yang kecanduan belanja tntunya tidak akan bisa berenti karena telah terbiasa memiliki gaya hidup impulsif. Namun, Propers harus berhati-hati karena kebiasaan ini juga bisa merusak mental lho. Mengerikan, bukan?
Nah, sebagai upaya agar Propers bisa menghindari kebiasaan ini, mending simak selengkapnya di artikel Propertree berikut sampai akhir.
Pengertian Shopaholic
Dalam dunia medis, shopaholic adalah bagian dari gangguan kontrol impuls ketika membeli sesuatu. Pada awal abad 20-an, kecanduan ini diakui sebagai gangguan mental.
Bahkan, seiring canggihnya zaman, banyak orang yang mengalami gangguan ini. Pasalnya, era digital telah merubah opsi belanja ke ranah daring, sehingga setiap orang bisa mengaksesnya kapan pun dan di mana pun.
Dalam praktiknya, ketika pecandu belanja, maka mereka akan merasa bahwa sumber kebahagiaan dan kepuasannya berasal dari berbelanja. Akan tetapi, hal tersebut tentu tidak sehat karena rasa kebahagiaannya hanya sementara.
Ciri-Ciri Shopaholic
Sebenarnya, ada cara untuk mengenali pecandu belanja ini. Lima ciri-ciri itu di antaranya meliputi:
1. Kesenangan yang Intens Selesai Belanja
Umumnya, para pecandu memiliki self-esteem rendah. Sehingga hal ini akan selalu membuat dirinya merasa kurang. Menurutnya, belanja bisa meningkatkan harga diri menjadi utuh kembali.
Setelah selesai berbelanja, pecandu akan sangat senang sekali bahkan bisa melupakan masalahnya. Ini lah yang mendorong perasaan mereka untuk ketagihan berbelanja dan merasakan kesenangan secara intens.
2. Wajib Belanja Ketika Merasa Stres
Seorang shopaholic merasa bahwa ketika sedang stress mereka wajib belanja. Sebab, mereka berpikir kalau belanja bisa menjadi solusi atas perasaan negatif itu.
Kenyataannya, belanja saat stres hanya menjadi pelarian saja bukan mengatasi masalah.
3. Sulit untuk Berhenti Belanja
Ketika Proprs sudah kecanduan belanja, kemampuan untuk menghentikan belanja pun ikut berkurang. Pasalnya, kebiasaan ini akan memaksa Propers untuk terus memikirkan barang apa lagi yang akan dibeli.
4. Menormalisasikan Berbelanja Setiap Hari
Ciri berikutnya yaitu menormalisasikan berbelanja setiap hari. Hal ini terjadi saat pecandu masih berbelanja walaupun kesenangannya perlahan mulai hilang.
Dengan artian lain, belanja adalah salah satu bagian kehidupan yang harus ada supaya berjalan normal. Jika tidak, mereka akan merasa ada sesuatu yang belum lengkap.
5. Timbul Perselisihan dengan Orang Terdekat Soal Keuangan
Ciri terakhir yakni memungkinkan timbulnya perselisihan dengan orang terdekat soal keuangan. Lantaran hasrat yang kuat untuk berbelanja, shopaholic rela meminjam uang.
Padahal, berutang hanya untuk memenuhi keinginan sesaat sangat berisiko bagi kesehatan finansial di masa depan lho, Propers. Tidak ingin merasakannya, bukan?
Dampak Shopaholic
Dari lima ciri-ciri di atas, tentu akan ada dampak yang akan dirasakan oleh shopaholic. Penasaran apa saja dampaknya? Kenali selengkapnya di bawah ini.
1. Keuangan Bermasalah
Mengingat menumpuknya kebutuhan belanja, pelaku shopaholic harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Apalagi, kalau jenis barang yang dibelinya tergolong barang mewah.
Pastinya hal ini membuat keuangan pecandu bermasalah karena sering ia gunakan untuk berbelanja. Bahkan, tabungan yang ada pun berpeluang ia gunakan.
Apabila sudah terjadi, pecandu akan menghalalkan berbagai macam cara untuk meraih uang.
2. Bisa Terlibat dalam Aktivitas Kriminal
Lantaran pecandu membutuhkan uang, mereka akan merelakan berbagai cara untuk mendapatkan uang, baik itu berutang bahkan hingga terlibat dalam aktivitas kriminal. Semua itu mereka lakukan semata-mata demi keinginannya terwujud.
3. Terjebak dalam Siklus yang Berulang
Dikarenakan pecandu sering melampiaskan perasaan negatifnya dengan berbelanja. Tujuannya agar perasaan negatif itu bisa hilang setelah berbelanja.
Akan tetapi, hal itu malah akan menambah permasalahan akibat berbelanja yang terlalu berlebihan. Jadinya, siklus itu akan terus berulang hingga membuat pecandu terjebak di dalamnya.
Kurang lebih itu lah pemaparan lengkap seputar shopaholic, mulai dari pengertian, ciri, hingga dampaknya.
Daripada uang yang Propers miliki digunakan untuk hal yang kurang bermanfaat, mending investasikan di Propertree.
Selain bisa memperbaiki kondisi keuangan yang lebih sehat, Propers akan meraih imbal hasil hingga 20% per tahun lho. Tunggu apa lagi? Yuk investasi bersama Propertree sekarang juga!
Baca Selengkapnya: Waspada! Ternyata Ini 5 Dampak Negatif dari Gaya Hidup Boros
Penulis: Dhea Alvionita