Daftar Isi
- 1 Pengertian Rasio Profitabilitas
- 2 Jenis Rasio Profitabilitas
- 2.1 1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
- 2.2 2. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
- 2.3 3. Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio)
- 2.4 4. Rasio Pengembalian Ekuitas (Return on Equity Ratio)
- 2.5 5. Pengembalian Modal yang Perusahaan Gunakan (Return on Capital Employed)
- 2.6 6. Rasio Pengembalian Penjualan (Return on Sales Ratio)
- 2.7 7. Return on Investment (ROI)
- 2.8 8. Earning per Share (EPS)
Dalam menjalankan kegiatan bisnis dan investasi, rasio profitabilitas menjadi salah satu metrik yang paling penting dalam menilai kinerja suatu perusahaan. Pasalnya, rasio ini bisa menilai seberapa efisien perusahaan meraih profit dan membagikannya kepada para investor.
Apabila rasionya besar, maka semakin baik pula kinerja tim perusahaan tersebut. Lantas, apa itu rasio profitabilitas dan apa saja jenis-jenisnya? Untuk mengetahui pembahasan lengkapnya, simak di artikel berikut ini.
Pengertian Rasio Profitabilitas
Pada umumnya, rasio profitabilitas adalah rasio yang seringkali perusahaan gunakan untuk melihat seberapa besar keuntungan yang mereka peroleh berdasarkan kinerja dalam catatan laporan keuangan.
Singkatnya, rasio profitabilitas merupakan ukuran penting yang menunjukkan seberapa efisien badan usaha untuk menghasilkan keuntungan dari aktivitas produksinya.
Tak sampai di situ, rasio ini harus dibuat secara jelas dan transparan agar stakeholder tahu berapa dividen yang akan didapat. Selain itu, rasio ini juga harus bisa menunjukkan bagaimana prospek perusahaan ke depan.
Jenis Rasio Profitabilitas
Dari hasil riset yang Minpro lakukan, ada delapan rasio profitabilitas yang penting Propers ketahui. Jenis-jenisnya meliputi:
1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Jenis utama yaitu margin laba kotor. Biasanya, rasio ini perusahaan gunakan untuk mengetahui persentase laba kotor atas pendapatan yang berasal dari penjualan.
Sebab, laba yang satu ini terpengaruh oleh arus kas yang memperlihatkan besaran laba yang perusahaan dapatkan dengan mempertimbangkan biaya untuk memproduksi produk atau jasa.
2. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Jenis kedua adalah margin laba bersih. Biasanya, jenis rasio ini perusahaan gunakan untuk melihat persentase laba bersih yang mereka dapat dari penjualan setelah dikurangi pajak pendapatan.
Kalau angkat margin laba bersih semakin tinggi, tandanya operasional suatu perusahaan semakin membaik pula.
3. Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio)
Ketiga adalah rasio pengembalian aset. Dalam rasio ini, pengembalian aset perusahaan gunakan untuk menilai persentase laba atau keuntungan yang mereka dapat dari sumber daya ataupun total aset.
4. Rasio Pengembalian Ekuitas (Return on Equity Ratio)
Jenis berikutnya yaitu rasio pengembalian ekuitas. Di mana rasio seringkali perusahaan gunakan untuk menilai kemampuan memperoleh laba dari investasi pemegang saham.
Rasio pengembalian ekuitas atau (ROE) juga bisa Propers hitung dari penghasilan perusahaan dengan modal yang diinvestasikan oleh para pemegang saham.
5. Pengembalian Modal yang Perusahaan Gunakan (Return on Capital Employed)
Jenis selanjutnya merupakan pengembalian modal yang perusahaan gunakan. Umumnya, jenis rasio ini bisa perusahaan gunakan untuk mengukur keuntungan dari modal yang sudah terpakai dalam persentase.
Modal ini maksudnya ekuitas perusahaan ditambah dengan kewajiban tidak lancar. Sederhananya, total aset dikurangi dengan kewajiban lancar. Sehingga nantinya rasio ini akan menggambarkan efisiensi dan profit modal.
6. Rasio Pengembalian Penjualan (Return on Sales Ratio)
Rasio pengembalian penjualan adalah jenis rasio yang bisa memperlihatkan tingkat keuntungan perusahaan setelah melakukan pembayaran variabel produksi.
Variabel-variabel itu meliputi upah kerja, bahan baku, hingga hal lainnya yang bersinggungan dengan biaya produksi sebelum dikurangi pajak dan bunga.
7. Return on Investment (ROI)
Jenis ketujuh, Return on Investment (ROI) adalah perhitungan rasio profit dari laba bersih setelah dikurangi oleh pajak jumlah seluruh aktiva.
Tujuan penggunaan ROI untuk mengukur sejauh mana suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan terhadap total aktiva. Semakin tinggi ROI, maka kondisi finansial perusahaan juga semakin membaik.
Jenis yang paling terakhir adalah Earning per Share (EPS). Jenis ini bisa perusahaan gunakan untuk menilai tingkat kemampuan per lembar sahamnya dalam menghasilkan keuntungan.
Diketahui, ESP juga sangat diperhatikan oleh manajemen perusahaan, pemegang saham, serta calon pemegang saham. Sebab, EPS menjadi salah satu indikator keberhasilan perusahaan.
Seperti itulah pembahasan mengenai rasio profitabilitas beserta jenis-jenisnya yang penting untuk diketahui. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pengetahuan Propers.
Sebagai informasi, kalau Propers ingin mengakses informasi seputar bisnis, investasi, keuangan, dan beragam topik menarik lainnya, yuk kunjungi blog Propertree!
Baca Selengkapnya: Business Plan: Perencanaan Kesuksesan Bisnis Jangka Panjang
Penulis: Dhea Alvionita