Mengenal Instrumen Investasi

Instrumen investasi merupakan aset penanaman modal yang dapat mengoptimalkan kekayaan seseorang dalam jangka waktu tertentu. Pada umumnya, investasi berdasarkan jangka waktu terbagi menjadi dua yaitu investasi jangka pendek dan jangka panjang. Keduanya memiliki profil risikonya masing-masing. 

Saat ini sudah banyak instrumen investasi yang bisa dipilih dan setiap aset penanaman modal memiliki keuntungan dan risiko yang berbeda. Oleh karena itu, kamu harus memilih instrumen investasi yang tepat agar keuntungan yang didapatkan optimal. Berikut beberapa instrumen investasi yang wajib kamu ketahui. 

Jenis Instrumen Investasi

    1. Deposito

      Deposito merupakan instrumen investasi yang dikeluarkan oleh pihak bank. Sistemnya mirip dengan tabungan biasa, namun yang membedakan adalah tingkat bunga dan waktu jatuh tempo. Secara umum, tingkat suku bunga deposito adalah 5-6% per tahunnya namun ada juga beberapa bank yang menawarkan suku lebih dari 6% per tahun. Adapun jangka waktu deposito mulai dari 1, 2, 3, 5, 12, 18 atau 24 bulan sesuai dengan ketentuan pihak bank.

    2. Surat Berharga Negara (SBN)

      Surat Berharga Negara adalah produk investasi berupa surat berharga yang diterbitkan pemerintah untuk membiayai anggaran negara. Melalui investasi SBN, kita meminjamkan uang kepada pemerintah dalam kurun waktu tertentu dan sebagai gantinya kita akan mendapatkan keuntungan berupa kupon (bunga obligasi). Keuntungan dari investasi SBN juga cenderung lebih tinggi daripada deposito sehingga cocok bagi investor pemula. Pemerintah juga menjamin keamanan SBN melalui peraturan Undang-undang yang berlaku.

    3. Saham

      Salah satu instrumen investasi yang populer karena mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Investor saham memperoleh keuntungan berupa dividen atau capital gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan perusahaan yang diberikan atas persetujuan dari pemegang saham tertinggi. Sedangkan, capital gain adalah keuntungan yang didapatkan dari selisih antara harga beli dan harga jual. Risiko investasi saham terbilang cukup tinggi karena butuh pemahaman dan analisa yang mendalam. Ingatlah prinsip “High Risk, High Return”.

    4. Reksadana

      Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam bentuk portofolio efek oleh manajer investasi. Reksa dana sendiri terbagi menjadi 5 jenis. Kelima jenis reksa dana ini meliputi reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana campuran dan reksa dana index. Setiap jenis reksa dana memiliki potensi dan risiko yang berbeda-beda. Untuk risiko terendah ada reksa dana pasar uang. Sedangkan untuk potensi return terbesar dengan risiko yang juga tidak kalah tinggi bisa memilih reksa dana saham.

    5. Peer to Peer Lending

      Layanan pinjam meminjam dana tanpa perantara bank atau biasa dikenal dengan P2P lending masih terbilang baru di Indonesia. Peer to peer lending merupakan platform online yang menyediakan fasilitas bagi pemilik dana (lender) untuk memberikan pinjaman secara langsung kepada debitur (borrower) dengan return lebih tinggi. Sedangkan borrower bisa mengajukan kredit secara langsung kepada pemilik dana dengan syarat yang lebih mudah dan proses yang lebih cepat.

    6. Emas

      Emas memiliki julukan sebagai aset safe haven yang artinya bisa melindungi kekayaan seseorang dari inflasi. Harga aset emas mengalami fluktuasi dalam jangka pendek, namun saat ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Instrumen investasi emas sangat cocok bagi investor pemula untuk mempersiapkan tujuan finansialnya dalam jangka panjang lebih dari 5 tahun.

    7. Properti

      Properti merupakan aset penanaman modal konvensional yang tetap populer sepanjang masa. Harga properti akan terus meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Sehingga investasi properti sangat cocok untuk jangka panjang untuk mendapatkan return yang optimal. Ada beberapa model investasi properti yang biasa digunakan. Cara yang paling sederhana adalah dengan membeli tanah, membangun properti di atasnya dan menjualnya saat harga dinilai sudah cukup tinggi. Sedangkan untuk cara kedua, Anda bisa menyewakan properti untuk mendapatkan aliran pemasukan.

Itulah beberapa jenis investasi yang wajib kamu ketahui. Setiap instrumen investasi memiliki profil risikonya masing-masing. Semoga kamu nggak bingung lagi untuk memilih instrumen investasi yang cocok dengan kondisi keuanganmu ya, selamat mencoba!