Hai Propers, pasti kamu tidak asing dengan istilah “Doom Spending”. Istilah ini menggambarkan fenomena gen z dan milenial yang muncul sebagai reaksi stres akibat situasi ekonomi yang tidak menentu. 

Fenomena doom spending ini adalah kebiasaan seseorang mengeluarkan uang secara berlebihan untuk barang-barang yang tidak diperlukan. Meskipun terlihat biasa, doom spending bisa berdampak buruk bagi kesehatan keuangan Propers

Lantas, bagaimana cara mencegah doom spending? Mari simak artikel ini, Minpro akan menjelaskan definisi, penyebab, dan cara mencegahnya, yang telah dirangkum dari berbagai sumber. 

Definisi Doom Spending 

Doom Spending adalah  kebiasaan belanja berlebihan yang mengarah pada pengeluaran yang tidak terkendali dan akhirnya merusak keuangan seseorang. 

Istilah ini sering kali digunakan untuk menggambarkan perilaku belanja impulsif, di mana seseorang membeli barang atau jasa hanya untuk memenuhi keinginan sesaat. Tanpa mempertimbangkan dampaknya pada keuangan jangka panjang. 

Penyebab Doom Spending 

Dilansir Psychology, Profesor Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Kota University New York, Bruce Y Lee, perilaku belanja yang cenderung impulsif  terjadi saat seseorang merasa tertekan dengan situasi tertentu, seperti kekacauan politik di Amerika Serikat. 

Selain itu, faktor lain yang bisa menyebabkan fenomena doom spending adalah kekacauan iklim bumi dan Covid-19. Krisis pandemi Covid-19 mendorong banyak orang bersikap defensif terhadap ketidakpastian ekonomi. 

Alhasil, orang-orang yang merasa cemas dan pesimis terhadap masa depan bertindak membeli lebih banyak barang untuk mengatasi stress tersebut. 

Tips Mencegah Doom Spending 

Berikut beberapa hal yang menurut para ahli dapat Propers lakukan untuk mencegah perilaku belanja yang cenderung impulsif: 

1. Gunakan Kerangka Pengeluaran 

Tips pertama adalah gunakan kerangka pengeluaran atau anggaran untuk mengalokasikan uang Propers dengan baik. Jika Propers belum bisa merencanakannya dengan baik, bisa gunakan aturan 50/30/20. 

50 persen dari pendapatan untuk pengeluaran penting, 30 persen untuk pengeluaran keinginan, dan 20 persen untuk tujuan lain. Dengan pendekatan ini, Propers bisa menggunakan sebagian uang untuk bersenang-senang tanpa mengganggu rencana finansial untuk jangka panjang. 

2. Atasi Emosi yang Mendasarinya 

Meskipun belanja dapat menghilangkan stress, namun itu hanya bersifat sementara. Jadi lebih baik, Propers identifikasi dahulu emosi dasar yang mendorong pembelian impulsif. 

Dengan itu, saat emosi mendorong pembelian impulsif alihkan dengan kegiatan yang sehat dan bermanfaat. Seperti berolahraga, melakukan teknik relaksasi, bicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat Propers percayai, dan jauhi perangkat elektronik dan media sosial. 

3. Otomatisasi Perilaku Menguntungkan 

Tips selanjutnya adalah otomatisasi perilaku menguntungkan, yang tidak bergantung pada kemauan sesaat. Otomatiskan pembayaran tagihan, tabungan, dan/atau investasi Propers

Kemudian, Propers dapat mempertimbangkan cara agar tetap aktif dan terhibur tanpa menghabiskan banyak uang. 

4. Pikirkan untuk Tujuan Kesimbangan 

Menghabiskan uang untuk diri sendiri untuk hal-hal yang Propers sukai merupakan bagian dari pengeluaran yang sehat, asalkan pengeluaran tetap terkendali. 

 Propers juga harus memahami masalah keuangan, meningkatkan kesadaran, dan mendorong kebiasaan belanja yang bertanggung jawab. 

Nah, itulah definisi, penyebab, dan tips mencegah doom spending untuk Propers. Doom spending memang menjadi tantangan besar bagi keuangan gen z di era digital ini. 

Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi kebiasaan belanja mereka, dengan kesadaran dan pengelolaan yang bijak, gen z bisa menghindari jebakan ini. 

Jadi jika Propers seorang gen z dan milenial, mulailah mengontrol pengeluaran sekarang, keuangan yang sehat dimulai dengan keputusan-keputusan kecil yang bijak setiap hari! 

Temukan informasi menarik lainnya seputar bisnis, investasi, keuangan, dan lifestyle di blog Propertree

Topics #Doom spending #gen #milenial