Daftar Isi
Di tengah ketidakpastian ekonomi, fenomena inflasi memang membuat suatu negara merasa was-was. Namun, baru-baru ini di Indonesia ada inflasi hijau. Apakah itu baik atau justru sebaliknya?
Pada umumnya, apapun yang digambarkan dengan warna ‘hijau’ pasti mengalami tren yang positif. Lantas, apakah yang dimaksud dengan inflasi hijau atau greenflation?
Nah, untuk mengetahui jawaban terkait inflasi hijau ini, mari kita telusuri secara tuntas satu per satu dalam artikel Propertree berikut!
Pengertian Inflasi Hijau
Inflasi hijau adalah fenomena ekonomi yang akan terjadi jika harga barang maupun jasa mengalami kenaikan yang signifikan karena transisi menuju ekonomi hijau.
Secara sederhana, greenflation melihat kegiatan ekonomi yang ditujukan semata-mata untuk menekan dampak pemanasan global.
Jadi, dinamai inflasi hijau akibat adanya transisi kebijakan dari penggunaan teknologi baru serta proses produksi yang ramah lingkungan.
Sedangkan melansir dari laman Philonomist, inflasi hijau artinya kenaikan harga bahan mentah dan energi berkat perubahan ekonomi hijau.
Adapun produk yang akan mengalami kenaikan harga ini adalah energi terbarukan dan beberapa produk berkelanjutan.
Penyebab Inflasi Hijau
Untuk faktor penyebab terjadinya greenflation sendiri terdiri dari dua, yaitu penemuan teknologi hijau baru serta perubahan kebijakan.
Tentunya, penemuan baru atau inovasi dalam teknologi hijau ini memerlukan biaya yang besar. Sehingga hal ini bisa berimbas langsung pada kenaikan harga suatu produk.
Kemudian, upaya pengurangan pemanasan global ini akan ada andil dari pemerintah. Hal ini pastinya juga bisa mendatangkan berbagai kebijakan-kebijakan baru.
Alhasil, banyak perusahaan yang masih perlu menyesuaikan dengan kebijakan baru. Salah satunya adalah mengadopsi teknologi hijau yang memerlukan biaya besar. Sebab, penambahan biaya ini akan membuat kenaikan harga pada produk dan jasa.
Dampak Inflasi Hijau
Pada praktiknya, fenomena ini akan dirasakan oleh setiap orang yang terlibat, baik itu produsen ataupun konsumen. Beberapa dampak inflasi hijau itu sendiri adalah sebagai berikut:
1. Bagi Produsen
Bagi para pelaku usaha, terlebih perusahaan besar penghasil emisi karbon terbesar, maka mereka perlu biaya yang besar pula untuk transisi ke greenflation.
Biaya yang termasuk pada pemenuhan ini terkait pemenuhan standar emisi hingga peraturan lainnya seputar lingkungan.
Tujuannya untuk meningkatkan biaya operasional dan produksi. Sehingga, daya saing antar perusahaan turut menurun.
2. Bagi Konsumen
Konsumen akan merasakan dampaknya yakni berupa biaya pengoperasian usaha dan produksi yang naik. Akibatnya, harga produk pun ikut mengalami kenaikan pula.
Saat harga suatu produk naik, daya beli konsumen otomatis kian menurun. Budget untuk belanja bulanan yang terbatas tidak bisa memenuhi kebutuhan tertentu.
Dengan begitu, konsumen akan berhadapan dengan berbagai pilihan. Mulai dari mencari alternatif produk atau justru tetap membeli produk yang sama dengan harga yang relatif mahal.
Contoh Inflasi Hijau di Indonesia
Supaya Propers bisa lebih memahaminya, di bawah ini ada tiga contoh inflasi hijau di Indonesia, diantaranya meliputi:
1. Pajak Karbon
Contoh pertama dari greenflation adalah pajak karbon. Diketahui, pajak karbon merupakan pajak yang akan dikenakan atas penggunaan bahan bakar.
Akan tetapi, bahan bakar tersebut yakni fosil yang terdiri dari gas, bensin, avtur, dan lain sebagainya.
Pasalnya, kondisi ekonomi hijau ini bisa membuat pajak karbon mengalami peningkatan. Sehingga nantinya akan berdampak pada perubahan iklim di lingkungan sekitar.
2. Kenaikan Aluminium
Contoh kedua yaitu bahan aluminium yang umumnya digunakan untuk membuat suatu benda bisa menghasilkan energi tertentu. Misalnya energi surya dan angin.
Apabila sistem ekonomi hijau benar-benar diterapkan, kenaikan harga aluminium pun tidak akan bisa seseorang ataupun perusahaan hindari.
3. Kenaikan Litium dan Nikel
Contoh terakhir kenaikan pada litium dan nikel. Di mana litium sendiri adalah salah satu bahan baku utama yang biasanya akan seseorang gunakan untuk membuat baterai mobil listrik.
Sementara nikel adalah salah satu unsur logam yang biasanya terletak pada benda maupun barang tertentu.
Oleh sebab itu, greenflation akan membuat adanya peningkatan permintaan atas kedua bahan baku di atas.
Itulah penjelasan lengkap seputar inflasi hijau, pengertian, penyebab, dampak, hingga contohnya di Indonesia. Semoga informasi Propertree ini bisa bermanfaat bagi Propers sekalian, ya!
Jika Propers ingin membaca artikel lain seputar dunia investasi, keuangan, hingga gaya hidup menarik lainnya, Propers bisa kunjungi blog Propertree sekarang juga.
Baca Selengkapnya: Kupas! Ternyata Inilah Penyebab Terjadinya Fenomena Inflasi
Penulis: Dhea Alvionita