Pernahkah kamu mendengar istilah boncos saat melakukan investasi saham? Boncos atau rugi dalam investasi saham terjadi ketika harga saham turun di bawah harga beli atau harga pembelian investor. Ini berarti investor mengalami kerugian atau kehilangan uang karena nilai investasinya menurun. 

Sebaliknya, keuntungan, cuan, atau profit dalam investasi saham terjadi ketika harga saham naik di atas harga beli, sehingga investor dapat menjual sahamnya dengan harga yang lebih tinggi dan memperoleh keuntungan.

Banyak faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham, seperti kondisi pasar, kinerja perusahaan, berita ekonomi, dan faktor lainnya. Oleh karena itu, investasi saham selalu memiliki risiko, termasuk risiko boncos atau rugi. 

Penting bagi investor untuk melakukan riset dan analisis yang cermat sebelum memutuskan untuk membeli saham dan mengetahui batas toleransi risiko mereka agar dapat mengelola risiko dan meminimalkan kerugian.

Penerapan Strategi Cut Loss Saham

Investor yang baik menggunakan strategi cut loss untuk meminimalisir kerugian saat harga saham turun mencapai batas tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Investor perlu melakukan analisis mendalam untuk menentukan batas harga cut loss.

Penetapan batas harga sebagai cut loss biasanya berdasarkan pada analisis risiko yang telah dilakukan sebelumnya oleh investor. Tidak bisa sembarangan menentukan batas harga ini, diperlukan analisis mendalam agar bisa menentukan batas tersebut.

Contoh Cut Loss dalam Investasi Saham

Seorang investor membeli 100 lembar saham PT ABC dengan harga beli Rp 10.000 per lembar, sehingga total investasi menjadi Rp 1.000.000. Kemudian, setelah beberapa waktu, harga saham PT ABC turun menjadi Rp 8.000 per lembar karena adanya berita negatif tentang kinerja perusahaan tersebut.

Jika investor memutuskan untuk menjual saham pada harga tersebut, kerugian yang terjadi adalah selisih antara harga beli dan harga jual, yaitu Rp 2.000 per lembar, atau total kerugian sebesar Rp 200.000. Hal ini terjadi karena harga jual saham yang di bawah harga beli, sehingga nilai investasi milik investor pun turun.

Jika investor tidak melakukan cut loss dan memutuskan untuk menahan saham PT ABC, harga saham akan terus turun menjadi Rp 6.000 per lembar. Dengan demikian, kerugian investor akan semakin besar menjadi Rp 4.000 per lembar atau total kerugian sebesar Rp 400.000. Jika investor tidak mempunyai modal lagi, kerugian tersebut dapat menyebabkan investor mengalami kebangkrutan.

Namun, jika investor menggunakan strategi cut loss dan menetapkan batas harga jual pada Rp 9.000 per lembar, akan berbeda cerita. Ketika harga saham turun mencapai batas tersebut, investor akan menjual saham PT ABC untuk meminimalkan kerugian. 

Dalam hal ini, investor hanya mengalami kerugian sebesar Rp 1.000 per lembar atau total kerugian sebesar Rp 100.000. Strategi cut loss dapat membantu investor membatasi kerugian dalam investasi saham.

Meskipun cut loss dapat membantu investor untuk meminimalkan kerugian, namun investor perlu mengingat bahwa penggunaan strategi ini memiliki risiko tersendiri. Karena, terkadang harga saham dapat turun sementara kemudian kembali naik.

Oleh karena itu, penggunaan strategi cut loss dapat mengakibatkan investor melewatkan peluang keuntungan potensial. Maka sebaiknya mempertimbangkan penggunaan strategi cut loss dengan cermat dan telah melakukan analisis risiko yang matang.

Bagaimana? Semakin paham kan berbagai istilah dalam dunia investasi? Jangan lupa untuk selalu mempelajari seluk beluk investasi dengan baik sebelum memulai investasi yah! Dengan demikian kamu sudah mengurangi peluang gagal karena ketidaktahuan kamu loh.

Baca selengkapnya: Rekomendasi Buku untuk Investor Pemula

Topics #boncos #cutloss #investasi saham