Dalam ranah keuangan perusahaan, ada beberapa jenis biaya peluang yang penting untuk Propers ketahui, termasuk biaya implisit. Seperti namanya, biaya implisit adalah yang akan berkaitan dengan pemanfaatan aset internal milik perusahaan.

Diketahui, biaya ini hadir karena tingginya potensi tambahan biaya dalam suatu proses produksi. Namun, kehadiran biaya ini tidaklah mempunyai dampak yang signifikan bagi perusahaan.

Untuk mengetahui pembahasan lebih lengkap seputar pengertian, cara menghitung, dan contoh dari biaya implisit ini, mari simak di artikel Propertree ini!

Pengertian Biaya Implisit

Pada umumnya, biaya implisit atau implicit cost artinya biaya yang timbul akibat penggunaan suatu aset milik perusahaan. Jadi, perusahaan tidak akan mendapat pendapatan dari pihak lain atas penggunaan aset internal ini.

Lantaran tidak berbentuk fisik, maka implicit cost dikecualikan dari laporan keuangan tahunan perusahaan.

Sedangkan menurut laman resmi Investopedia, implicit cost adalah biaya yang terjadi tanpa adanya pertukaran uang tunai dan tidak tercatat dalam laporan keuangan.

Namun, biaya ini bisa menjadi salah satu indikator atas keuntungan yang telah dikorbankan karena penggunaan aset internal lho.

Cara Menghitung Biaya Implisit

Supaya Propers bisa memahami lebih dalam bagaimana cara menghitung implicit cost, yuk simak berikut ini.

Rumus Biaya Implisit

IC= TC – EC

Keterangan:

IC adalah Implicit costs.

TC adalah Total cost (total biaya).

EC adalah Explicit cost (biaya eksplisit).

Jadi, perhitungannya adalah sebagai berikut:

Perusahaan Propertree bulan Juni mencatatkan total biaya sebesar Rp35.000.000. Pengeluaran ini digunakan untuk membayar gaji karyawan, biaya iklan, dan biaya pajak sebesar Rp20.000.000. Lantas berapa implicit costnya?

IC= TC – EC

IC= Rp35.000.000 – Rp20.000.000

IC=Rp15.000.000

Maka implicit cost bagi perusahaan Propertree adalah Rp15.000.000.

Contoh Biaya Implisit

Berdasarkan pantauan Minpro melalui berbagai sumber, setidaknya ada tiga contoh implicit cost. Begini contohnya.

1. Waktu yang Perusahaan Gunakan untuk Pelatihan Karyawan (Training)

Contoh pertama yaitu waktu yang perusahaan gunakan untuk training karyawannya. Padahal, waktu tersebut bisa digunakan untuk menjalankan kegiatan produksi.

Sehingga, implicit cost dari training tersebut diperkirakan akan menghilangkan banyak output selama pelatihan berlangsung.

2. Perbaikan Mesin

Biasanya, perbaikan mesin akan memakan waktu tertentu. Jadi, hal ini kian termasuk dalam implicit cost bagi perusahaan.

Misalnya, jika waktu memperbaiki mesin selama 5 jam dan tiap jamnya mesin mampu memproduksi 120 unit output, maka implicit costnya senilai 120 unit x 5 jam = 600 unit output.

3. Mengirim Karyawan untuk Melanjutkan Studi

Tak jauh berbeda dengan poin pertama, memberikan waktu karyawan untuk melanjutkan sekolahnya juga bisa mengurangkan output pada periode tertentu.

Bukan berarti perusahaan tidak boleh melakukannya. Dalam hal ini, perusahaan boleh saja melakukannya, asalkan implicit costnya tidak melebihi perkiraan profit yang akan diraihnya.

Melalui berbagai penjelasan di atas, semoga Propers bisa mengetahui apa itu biaya implisit. Kalau tertarik dengan artikel serupa, jangan lupa kunjungi blog Propertree agar tak ketinggalan informasi update lainnya!

Baca Selengkapnya: Ketahuilah! Biaya Provisi Adalah Istilah dalam Laporan Keuangan

Penulis: Dhea Alvionita